Catatan Tirta
Tak ada seorangpun yang sempurna. Ya, tak ada. Begitupun dengan kita. Sekeras apapun kita berusaha, selalu saja ada yang 'terlepas' dan membuat lubang-lubang kecil dalam setiap proses yang sedang kita lalui
Seperti saya yang sudah menjejaki dunia kepenulisan lebih dadi duapuluh tahun lalu.
Toh tak membuat saya menjadi hebat.
Saya masih juga tersandung dengan elipsis. Tak hanya satu orang yang mengkritisi tentang hal ini. Dan saya menyadari ini memang kesalahan tulis yang paling sering saya lakukan. Betapa saya harus berjuang mati-matian untuk perlahan mengurangi dan menghilangkan kekonyolan ini.
Sudah rampungkah saya dengan masalah ini?
Sampai sekarang, belum, saudara..
Sama seperti halnya saya berusaha keras menghilangkan ketaksempurnaan dalam innerchild yang membuat saya terkadang childish di usia jelita, jelang lima puluh.
Yeah, itu kekurangan saya, tetapi sekaligus menjadi kelebihan juga. Ya, dalam hal apapun, salah satu yang harus kita temukan dan kita olah, adalah keunikan diri yang kita miliki. Karena inilah yang akan membuat kita berbeda...
Dan inilah bagian dari kekurangan namun pada akhirnya membuat orang mulai mengenali karakter tulisan saya, dirangkum berdasarkan komentar pembaca Kamar 2204, part 1-3 ;
Pertama, ada yang mengira saya seusia dengan anak bontotnya yang kelahiran tahun 1988..
Saya melihatnya, tulisan saya terlihat muda dan berenergi....
Kedua, ada sesebapak yang ngechat
[saya suka dengan gaya bercerita Mbak, lincah, anak muda, kadang childish banget, tapi ngangeni]
[loh, ngangeni, Pak? jangan kangen]
[Loh, kangen sama tokohnya, kok]
[Oh, bukan sama saya, ya...😂😂]
Jelas, kalimat terakhir adalah Go-Jek saya.
Artinya, ada image yang berhasil masuk, dan itu mencengkeram kuat, di ingatan pembaca.
Ketiga, feelnya dapat. Ceritanya mengalir lancar.
Keempat,. author sangat menikmati proses menulis. Sehingga yang membacapun ikut hanyut di dalamnya..
Kelima..bla..bla..
Ya, itu adalah beberapa komentar positif yang dilontarkan pembaca
Eh, tidak adakah yang mengkritisi?
Banyak juga..
Pertama..Thor..masih banyak elipsis..
(Yes, sendika dhawuh)
Kedua, Thor, langsung to the point, langsung saja to ke yang serem-serem..
(Untuk mencapai klimaks, butuh pemanasan...kalau langsung ngegas, capek, lah...Nanti malah mati di jalan)
Ketiga, bla..bla..bla..
Dan akhirnya sampailah saya pada kesimpulan;
1. Kelemahan yang dikelola secara positif, akan menumbuhkan keunikan dan memberikan karakter pada diri diri kita, asal
2. jangan mudah patah hati dan gampang mundur saat ada yang mengkritisi, karena
3. Kita semua adalah para pembelajar yang akan terus belajar.
Ini saya tulis disini sebagai bahan renungan dan bahan belajar kita..
Jangan takut berbeda. Sama halnya lagu Tompi akan sangat berbeda dengan Judika dan Glenn Fredly, meskipun mereka berkawan deka
Ini catatan saya untuk menyemangati diri, diniatkan setoran untuk syukuran...
Selamat Hari Buku Nasional..
Bersama buku, ademkan hati di tengah pandemi...❤❤
Terima kasih semua. Bagi yang belum baca tulisan saya di KBM, plis, disambangi ya.
Terima kasih, kawans.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar