Selasa, 26 Mei 2020

Agar Anak Rajin Berbenah


"Wafiyah pinter ya mi, pinter bersih-bersih. Bawa 5 piring ke belakang berarti 5 pahala. Dikali 10 jadi 50 pahala."

Regudhuk...

Wafiyah yang baru saja rebahan karena kekenyangan segera bangkit mengangkat tubuhnya. Diambilnya 2 piring bekas mie ayam ke belakang tempat cucian piring. 

Tak ingin ketinggalan. Hanafi yang mendengar iming-imingku mengambil 3 piring sisanya ke tempat cucian piring. Dicucinya dengan sabun dan diletakkannya piring-piring itu di rak piring.

"Kalau dicuci pahalanya berapa, bi?"

"Piringnya 3, berarti 30 pahala, sama ngambilnya berarti tambah 30 jadi 60 pahala." Jawabku untuk menyenangkan Hanafi.

Wafiyah yang sebelumnya hanya meletakkan piring di tempat cucian kembali ke belakang untuk mencucinya dengan sabun dan menyimpannya kedalam rak piring.

"Aku tadi tak cuci jadi pahalanya berapa, bi?" tanya Wafiyah.

"2 piring 20 pahala, sama dicuci berarti tambah 20 jadi pahalanya 40." 

Tak lama berselang, Faiz masuk ke ruang tengah. Kuperhatikan lantai masih tampak kotor oleh cipratan kuah, tempat saos, sambal dan kantong plastik bekas mie ayam.

"Faiz, mau pahala ndak?" sambil menggendong si bontot Affan, kutawari Faiz agar mau membersihkan lantai yang masih kotor.

"Mau..mau.." 

"Mas Faiz, plastiknya dibersihin terus dibuang ke belakang, ya?"

"Ya." 

Kedua tangannya mulai memungut sampah di lantai dan membuangnya ke belakang. Lantai yang sebelumnya berantakan oleh piring dan sampah plastik kembali menjadi bersih. 

"Faiz, pahalanya berapa bi?" tanya Faiz kepadaku.

"Plastiknya ada 5 ya? berarti 5 pahala, dikali 10 jadi 50 pahala."

"Ye..ye.., Faiz dapet 50 pahala." 

Wajahnya sumringah kegirangan. Kedua tangannya di angkat ke atas tanda bahagia. 

Alhamdulillah, senang rasanya anak-anak bisa membantu orang tua membersihkan rumah. Sengaja kami melatihnya agar suatu saat nanti ketika mereka sudah besar terbiasa dengan pekerjaan rumah. Tak hanya kali ini, sering kami membagi tugas anak-anak untuk membersihkan rumah. Hanafi jatah di ruang tengah yang  biasa digunakan untuk menonton televisi, Wafiyah halaman rumah dan Faiz bagian bagian depan. 

Setelah lantai kembali bersih, Affan yang masih di gendongan kuajak ke belakang rumah melihat-lihat tanaman. 

"Abi, kalau nyiram tanaman pahalanya berapa?" 

"Tanamannya ada berapa?" 

"Itu." 

Jari tangannya menunjuk ke arah polibag di belakangnya.

"1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25. 25 pohon jadinya 250 pahala."

"Sama yang tadi jadi berapa, bi?"

"Yang tadi 50 ditambah 250 jadi 300."

"300 banyak atau sedikit, bi?"

"Banyak."

"Sama kakak Iyah banyak siapa?"

"Banyak Faiz."

"Ye..ye.. Ais pahalanya banyak. Ais menang."

Rupanya sebelum aku ke belakang, Faiz menyiram semua tanaman didalam polibag. 

Lopait, 26 Mei 2020
Erfani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar