Kamis, 28 Mei 2020

Wajah yang Serupa


Roro Sundari

    Enggar,raut lembut anak itu seketika memenuhi setiap sudut pikiranku.Ini lebaran akan kali ke dua sejak kepergiannya.Pendiam dan santun.Wajahnya manis dan fasih berbahasa  inggris.

    Waktu tengah hari tepat.Matahari yang sedari pagi merajai hari , tiba- tiba redup nenyelinap.Terusir mendung gelap dan gerimis yang sontak rapat berbaris. Gerimis yang tiba tiba datang seolah mengingatkan bahwa aku pernah  sangatmenyayanginya. Adalah Fa'i,lekaki muda datang ke salon untuk merapikan rambutnya yang terlihat seperti rumput liar.Model undercut masih up to date.Cukuran anak muda kekinian.Berkaos hitam dengan gambar secangkir kopi di dadanya.Kulit sawo matang,perawakan tinggi dan berkumis tipis.Wajahnya mirip Enggar anakku yang telah pergi.


   Kusiapkan piranti cukur sesegera mungkin.Menyemprotkan water spray, lalu menyisir rambutnya.Clipper pun mengarah ke sela- sela barisan hitam  ikal di atas wajah anak itu, mengikuti imaginasi undercut.Aku hanyut dalam pusaran pikranku dua tahun lalu.

  Mataku berembun bening, terasa hangat menetes dari pelupuk.Kurasakan sesak dan ada yang remuk.Hatiku tehimpit rindu.Dadaku sesak menahan isak.Kulayangkan pandang ke arah cermin besar di depanku.Jelas tergambar lukisan wajah Enggar di wajah Fa'i yang asyik memainkan game di gawainya.Persis wajah Enggarku.

  "Assalamualaikum bunda,".Sapanya setiap kali pulang kerja sembari mengulurkan tangannya ia mencium punggung tanganku dan menundukkan wajahnya.Ya, ia yang tak pernah menatap tegap ke mataku.Berbicara selalu menundukkan wajah dan menyilangkan lengan di depan badan.Menunjukkan rasa segan dan hormatnya padaku.Meski aku hanya ibu tirinya.Ingatan tentangnya  menyesakkan.
Di dadaku penuh rasa semakin tak terkata.Aku rindu dia.

    Selesai sudah, gunting sisir dan klipper membantuku bertugas.
Rambut Fa'i sudah rapi dan selaras.Kemudian ia bergegas.Selembar kertas warna hijau bergambar  pahlawan ia sodorkan.
"Terimakasih bunda," katanya seraya berpamitan.Pelan dan hormat.Persis suara Enggarku.
Ya Tuhan...terimakasih kau kirim Fa'i hari ini ke hadapanku .Meski sekejap namun mampu mengaduk rasa rinduku untuk Enggar yang telah  lama mengendap.

    Fa'i  bergegas pamit, dan hatiku semakin terhimpit.Aku menghela nafas lalu kulepas mencoba bebas dari beban rindu tak terbalas.Selepas doa terbaikku untuk Enggar yang kulangitkan.

     Gerimis telah reda,Fa'i mengendarai motornya dan berlalu sambil mengganggukkan kepala dan seikat senyumnya dia tinggalkan untukku yang berdiri di tengah pintu mengantarnya keluar.
Seiring hujan gerimis terhenti tangisku pun telah pergi.
Fa'i kau mirip Enggarku.Karenamu aku merindu anakku.
Semoga selalu sehat dan baik baik adamu.


Ambarawa,18 Mei 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar