Pagi ini aku menatap bulatan-bulatan glowing keemasan keluar dari oven. Gemas benar gigiku ingin menggigitnya selagi hangat. Tak peduli adzan subuh telah berkumandang tanda waktu menahan makan minum telah dimulai.
Namun apa daya, ujian ini berat. Godaan rona kejunya, serupa kerlingan gadis keluar dari salon kecantikan. Malu-malu tapi penuh jebakan.
Ya, sudahlah. Jiwaku meronta. Kulahap satu gigit, dua, Lep... Habis, alamak. Its ok. Salah siapa menggoda kucing garong. Wkwkw...
Eits, suami tercinta melirik. Dia sedang menata si cantik ini rapi dalam kemasan. Jangan-jangan dia pengen juga.
"Mentang-mentang lagi dapat tanggal merah bulanan..." Ucapnya.
Aku terkikik sambil menutup mulut.
"Aih, kan nyicip biar tahu, rasanya sudah pas apa belum, sudah manis kayak aku nggak?" Kumat. Ngeles tingkat dewa.
"Iya. Nggak papa, Sayang. Aku cuma tergoda sedikit, segini," ucapnya sambil mengangkat tangan. Jari telunjuk dan ibunya membentuk garis sejajar dan berrongga.
"Ah, masak ya masih juga tergoda lihat orang makan." Aku menimpali.
"Bukan, bukan tertarik makan." Ia kembali menata bolen pisang. Sesimetris mungkin. Pakai mengeker dengan menyipitkan mata segala. Hadeh. Berlebihan.
" Terus tertarik nyicip?" Aku tak mau kalah.
Dia menggeleng.
"Tertarik sama yang masak. Pengen di icip juga pipinya yang menul kayak bolen pisang," dia mringis tanpa menatap mata.
Rayuan gombal. Bikin aku jadi laper eh, baper.
Raja kura-kura sedang asyik menata bolen pisangnya. Putar sana-sini. Biar cantik kayak aku, gitu katanya.
Ahahaha... Percaya nggak? ... Senyumin aja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar