Oleh : Budiyanti Anggit
Hari masih pagi, Bu Dian bersiap-siap berangkat piket. Ya walaupun sedang corona, ia tetap berusaha memenuhi kewajiban. Yang terpenting tetap waspada dengan keadaan saat ini. Tetap bermasker dan tak lupa membawa hand sanitizer. Laptop pun tak boleh lupa.
Setelah diantar suami tercinta sampai pertigaan, Bu Dian langsung naik angkot jurusan Salatiga. Angkot berwarna merah siap mengantar Bu Dian sampai sekolah.
"Bismilah aman," gumamnya.
Hanya beberapa saja penumpangnya, tidak sebanyak biasanya. Ya Alhamdulillah sudah patuh dengan anjuran untuk diam di rumah. Sebenarnya kasihan juga dengan Pak Sopir. Namun, demi keselamatan bersama kita harus patuhi pemerintah. Di balik itu, Bu Dian ikut bersyukur karena para sopir dapat bantuan dana tiap bulan dari kabupaten. Mereka dapat 600 ribu dalam bentuk voucher untuk ditukar dengan sembako. Mungkin harapan pemberi agar keluarga dapat menikmatinya.
Tampak Pak sopir dan para penumpang sudah memakai masker. Bu Dian ikut ayem.
Beberapa menit kemudian ada suami istri naik. Mereka duduk di sebelah agak jauh dari Bu Dian. Mereka tidak memakai masker.
"Hemm ternyata ada juga yang kurang patuh atau lupa, " gumam Bu Dian sambil menyapa kedua orang tersebut. Segera ia bertindak cepat. Dibukanya tas hitamnya. Dicarinya plastik merah yang ada beberapa masker baru. Sudah beberapa hari ia selalu berbagi masker. Jika menemui orang yang tidak memakai masker hatinya risi. Saat ada penjual kerupuk, pengamen, penjual apa pun yang singgah di rumah Bu Dian, dirinya langsung memberikan masker.
"Terima kasih ibu,. Semoga berkah, "ucap bapak berpeci. Dua masker sudah dipakai sepasang suami istri itu.
"Ibuk...minta satu lagi ya!" pinta ibu yang menggunakan jarit dan kebaya hijau.
Bu Dian segera mengambil masker di tas untuk diberikan kepada ibu paruh baya tadi. Ia merasa senang bisa berbagi walaupun hanya sebatas masker.
Selang beberapa menit lagi ada ibu tua naik angkot dengan membawa bakul kosong. Tampaknya ibu ini akan ke pasar.
"Waduh gak pakai masker lagi ibuk ini," batin Bu Dian.
Bu Dian mencari lagi masker di tasnya. Namun, tak ditemukan barang tersebut. Padahal pengen banget memberi. Tak ada rotan akar pun jadi. Diambilnya sedikit uang lalu diberikannya. Tak lupa disarankan untuk membeli masker.
Bu Dian amat senang, baginya berbagi itu indah walaupun hanya sekecil apa pun.
Saat turun dari angkot, ia pun berusaha lebih baik yaitu dengan menambahkan ongkos pada pak sopir. Tak lupa selalu mengucapkan terima kasih. Hand sanitizer dalam botol kecil segera dibuka dan dioleskan pada tangannya. Semilir pagi menerpa kerudungnya. Bu Dian berjalan menuju tempat kerja dengan penuh semangat..
Ambarawa, 22 Mei 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar