Tampilkan postingan dengan label Arinda Shafa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Arinda Shafa. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Juni 2020

Selamat Jalan, Kapten

Oleh : Arinda Shafa

Tengah malam itu, aku terjaga. Setelah banyak notifikasi menyerbu ponselku yang lama teronggok di nakas. Ratusan chat bertebaran. Kubuka grup keluarga dengan mata masih menyesuaikan dengan cahaya. Ada berita duka di sana. 

Sebuah helikopter TNI AD jatuh di Kendal. Gambar yang tersaji membuat bulu kuduk merinding. Badan heli hancur, berasap-asap. 9 orang korban. 4 orang dinyatakan meninggal. 5 luka luka. 

Lantas aku mendownload gambar foto keluarga di sana. Aku seperti familiar dengan wajah sang ibu dan anak. Ternyata salah satu korbannya adalah kapten Fredy. Ayah seorang wali murid TK tempat anakku dulu sekolah. Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un. Gerimis hati ini, makin lama makin deras.

Minggu, 31 Mei 2020

*Tentang myasthenia gravis, kehangatan keluarga dan melepaskan cinta*

Oleh: Arinda Shafa

Tasya tak menyangka bahwa si kutu loncat yang  aktif, ceria dan mobilitas tinggi , ternyata menderita myasthenia gravis. Penyakit langka yang menyerang organ pernapasan itu menggerogoti dari hari ke hari. Hingga parahnya, menimbulkan kantong mata yang seperti melorot turun. Sakit itu merenggut semangat dan keceriaan Tasya.

Beruntung ia dikelilingi orang orang yang menyayanginya tanpa syarat. Ia memiliki ayah yang hebat nan romantis, ibu yang jago masak, dan adik perempuan yang manis. Sahabatnya Darto juga selalu mendukungnya. Dan Arjuna Delano atau kak Ajun, pelatih badmintonnya yang hangat dan perhatian, selalu ada untuknya. Bahkan ternyata berani melamar Tasnya dengan mengatakan kepada papa mamanya langsung.

Karena semakin parah sakitnya, Tasnya harus rehat dulu dari perkuliahan. Ia memilih menjadi relawan. Tugasnya mengajar anak anak di yayasan kanker yang digagas oleh kak Ajun. Di sanalah ia menemukan Nayara, ibunya, dan kakaknya dan anak anak pengidap kanker yang kisah mereka membuat Tasya bersyukur sebab hidupnya jauh lebih beruntung.

Jumat, 29 Mei 2020

Harta itu bernama Buku

Arinda Shafa

Waktu kukecil dulu
Kuhabiskan waktu di perpus sekolahku
Demi meminjam buku buku
Harus kembali dalam seminggu

Aku berasyik masyuk dengan aksara
Dan gambar aneka warna
Mereka seakan mengajakku serta
Riuh dalam kisah di dalamnya

Imajinasiku berlompatan
Ke negeri ajaib, negeri awan dan khayalan
Benakku menguntai khayalan
Masa kanak-kanak yang menawan

Senin, 30 Desember 2019

Shanna

Oleh: Arinda Shafa

Tik tok tik tok
Detik jam serasa melamban. Kelopak mata yang berat namun urung terpejam. Suara suara menyambangi telinga. Tumpang tindih tak beraturan. Lolongan anjing sesekali menimpali. Lalu angin memburu, mengibarkan tirai tipis hingga hampir menyentuh langit-langit. Rupanya aku lupa menutup jendela.