Oleh Maria Utami
Mbah Yah,
Urut mengurut
adalah profesimu
Simbah adalah
pemijat di kampungku
Sehabis melahirkan
biasanya ibu dan bayi
ke tempat Mbah Yah
untuk "didadah"
Termasuk aku
Mbah Yah,
Usiamu sudah delapan puluh
bahkan lebih
Aku kaget
Karena simbah masih bisa lakukan pijatan-pijatan
untuk raga-raga baru
yang hadir beberapa bulan
di dunia ini
Mbah Yah,
Selalu berjarik dan berkebaya
Salah satu wujud
lestarikan budaya
agar tetap terjaga
Jawamu masih melekat, Mbah..
Bahkan saat bertuturpun
"Monggo pinarak, Mas Guru"
Meski aku perempuan
Sapaan itu
adalah peninggalan masa lalu
Entah, apakah itu sapaan penghormatan atau bagaimana
Aku tak tahu
Mbah Yah,
dalam pendengaran yang sudah agak berkurang
Kau masih bisa berjalan untuk penuhi panggilan konsumen
Terkadang juga masih kulihat dijemput ke tempat tujuan
Mbah Yah,
Tentu kau saksi perjuangan
Zaman demi zaman
Juga saat pandemi tahun ini
Semoga sehat selalu ya, Mbah
Warisanmu berharga
Ambarawa, 25 Mei 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar