Jumat, 29 Mei 2020

Show, Don't Tell

By tundjung

Salah satu tulisan fiksi yang dianggap berhasil apabila membangkitkan emosi pembaca. Bahkan pembaca merasa terlibat. Ikut marah, kalau perlu nangis.

Bagaimana triknya?

Tentu Anda pernah mendengar istilah: saat nulis itu show, jangan tell. Sebenarnya itu trik untuk melibatkan pembaca.

Saya tidak mau banyak berteori. Langsung ke contoh kalimat saja. Beda show dan tell.

1. Rusdi marah mendengar cerita istrinya.

2. Tangan Rusdi mengepal, rahangnya mengatup.

"Benarkah yang kau katakan, wahai istriku?"


1. Lastri orangnya pendiam. Dia kutu buku.

2. Nunik jarang mendengar Lastri ngomong. Saat temannya ngrumpi, dia asyik di pojokan. Menikmati buku bacaan.

1. Rumah itu menyeramkan. Kabarnya angker.

2. Rumah itu besar. Setiap kali lewat di depannya setelah magrib, bulu kuduk ini berdiri. Bagaimana tidak? Penerangan remang-remang. Sebuah beringin besar hadir di depan rumah. Salah satu jendela di kamar atas tak tertutup rapat. Bila angin datang, tirai terlihat bergerak sendiri. Hiii ...

Terasa kan, beda kalimat no 1 dan 2?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar