Minggu, 31 Mei 2020

75 tahun Panca Sila


 Dikala usiamu temaram senja
Usia yang penuh bijaksana
Untuk cobaan dunia fana
Dunia yang penuh buah simalakama

Tapi dalam realitanya sehari-hari
Banyak insan yang belum menyadari
Belum bisa melihat asa diri
Penyerapan sila supaya mawas diri

Entah kapan lima sila yang penuh eforia
Diterapkan semua warga negara Indonesia
Dalam realita kehidupan yang mulia
Sehingga tidak menjadi sila yang sia-sia

Oleh : Yulianto Salatiga.

Pelangi di Ujung Senja

Oleh Maria Utami

"Pelangi-pelangi
alangkah indahmu
Merah kuning hijau
di langit yang biru"
Ingatkah pada lagu itu?
Saat kau masih lugu
dan bersepatu beludru
Kau sangat hapal
lagu itu bukan?

Senja itu
menjadi saksi bisu
Kau dan aku
Di suatu tempat
yang membuat rindu
di ujung kotaku

Gerimis sambut datangku
Kau hampir mengeluh
Namun,
semesta tampakkan indahnya
Takjub,
Kita saksi mata
atas kehendak Yang Maha Esa

*Tentang myasthenia gravis, kehangatan keluarga dan melepaskan cinta*

Oleh: Arinda Shafa

Tasya tak menyangka bahwa si kutu loncat yang  aktif, ceria dan mobilitas tinggi , ternyata menderita myasthenia gravis. Penyakit langka yang menyerang organ pernapasan itu menggerogoti dari hari ke hari. Hingga parahnya, menimbulkan kantong mata yang seperti melorot turun. Sakit itu merenggut semangat dan keceriaan Tasya.

Beruntung ia dikelilingi orang orang yang menyayanginya tanpa syarat. Ia memiliki ayah yang hebat nan romantis, ibu yang jago masak, dan adik perempuan yang manis. Sahabatnya Darto juga selalu mendukungnya. Dan Arjuna Delano atau kak Ajun, pelatih badmintonnya yang hangat dan perhatian, selalu ada untuknya. Bahkan ternyata berani melamar Tasnya dengan mengatakan kepada papa mamanya langsung.

Karena semakin parah sakitnya, Tasnya harus rehat dulu dari perkuliahan. Ia memilih menjadi relawan. Tugasnya mengajar anak anak di yayasan kanker yang digagas oleh kak Ajun. Di sanalah ia menemukan Nayara, ibunya, dan kakaknya dan anak anak pengidap kanker yang kisah mereka membuat Tasya bersyukur sebab hidupnya jauh lebih beruntung.

Libur yang Terlalu Panjang


Oleh: Sugiharto

Libur oh libur,
Dulu kamu sering dinantikan mereka
Anak-anak sekolah

Namun kini,
Mereka mulai bosan libur

"Ayah, kapan sih masuk sekolah?"

"Ibu, aku mau sekolah lagi."

*

The Power of Dialogue


By tundjung

Mari kita bicara. Lalu biarkan dunia menilai siapa kita.

Saya penulis yang lebih suka mengungkapkan sesuatu lewat dialog. Pelit narasi. Mengapa? Via dialog, saya membiarkan pembaca ambil simpulan sendiri.

Langsung contoh saja, yuk.

Tiga hari yang lalu saya menyapanya dan berbincang mengapa ia sering terlambat (ide dialog dari narasi bu @⁨Noor Hayati⁩ )

Kunjungan


Oleh: Noor Hayati

Di hari sabtu sore setelah mandi segera aku mengambil tas kecil dan memasukkan dompet juga hp ke dalamnya.
Sore ini aku berencana mengunjungi salah seorang anak di kelasku, yach beberapa minggu ini aku perhatikan dia selalu terlambat tiba di sekolah.
Tiga hari yang lalu aku menyapanya dan bincang- bincang dengannya kenapa akhir- akhir ini dia sering terlambat.

Rindu

Rindu
Oleh: Pricillia

Memandang jauh kedepan
Diantara birunya lautan
Dan luasnya samudera
Debur ombak bersahutan

Memandang jauh.....
Diantara gunung dan bukit
Yang tertutup pekatnya kabut

Kue Kacang dan Tempurung Kura-Kura

Oleh Indah Zein

Tiba-tiba hatiku lesu. Kecewa menjalar dari ujung telinga hingga ulu hati. Mungkin hanya perasaan dari sudut pandangku saja, kalimat datar meluncur dan mengubah suasana mendung.  Maklumlah kedatangan tamu bulanan. Jadi rada sensitif telinga dan perasaan. Biasanya kalimat yang keluar dari mulutnya seperti mutiara dengan figura kaligrafi dari emas 24 karat. Namun kacau benar. Aku kesetanan. Bisikan busuk muncul seperti kolom google. Sekali ketik search, kawanan muncul. Racun-racun beranak pinak. Pipiku basah. Perasaan seakan mau meledak.

Sentuhan Lembut si Hijau


Oleh: Erfani

Sore tadi bermaksud mengambil x banner pesenan adik di percetakan digital printing daerah Tuntang. Jarak percetakan dari rumah sekitar 1 KM di seberang jalan deretan Saloka.

Karena waktu sudah hampir Maghrib, khawatir ketinggalan sholat jamaah. Sepeda motor kukendarai lebih kencang agar cepat sampai tujuan.

Melewati klinik Junaedi arah Pesat, sekitar 500 meter dari rumah, tangan kanan berasa ada yang menyentuh, sentuhannya terasa lembut dan halus.

Berasa ada yang menyentuh, kujatuhkan pandangan ke arah tangan yang sedang menarik pegas.

"Tak ada apa-apa."

"Mungkin halusinasi."

Bukan Corona tapi Koro

Oleh: Erfani

"Masak apa bu?"
"Masak koro," Ucap Ibu sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah kebun belakang.
"Oh koro yang saya tanam waktu itu?"
"Iya, bisa dimasak campur kacang panjang sama tempe bosok."
"Hari ini tidak ada tukang sayur keliling yang lewat, makanya Ibu petik koro dibelakang rumah, jika besok tukang sayur tidak lewat lagi, gantian masak lompong, lompong juga enak."
Ibu bergegas menuju pawon yang masih ada nyala api. Ditambahkannya kayu bakar agar api kembali membesar.

Cara Mengatasi Jambu Berulat

Sudah menjadi aktifitas rutin setiap pagi mengamati tanaman di belakang rumah. Ada banyak jenis tanaman diantaranya jambu biji. Tingginya sekitar 2 meter, masih terjangkau oleh tangan. Daunnya rimbun dan buahnya cukup lebat.
Sejak pertama kali berbuah hingga saat ini sudah beberapa kali aku memetiknya.
Tapi setiap kali memetik selalu saja ada ulat didalamnya sehingga belum bisa menikmati. Hal ini membuatku penasaran. Bagiku, ini tantangan yang harus dipecahkan agar jambu biji tidak lagi dimakan ulat.

Okelah, saatnya menggunakan jurus maut yaitu bertanya pada mbah google. Pada kolom kata pencairan kuketik cara mengatasi jambu berulat. Rupanya banyak artikel yang sudah membahasnya, dari beberapa situs yang kubaca rata-rata solusinya sama yaitu dengan cara membrongsong buahnya.
Membrongsong yang dimaksud yaitu membungkus buah jambu biji dengan plastik transparan. Kenapa harus transparan? Agar bisa melihat perkembangan buahnya, sebab jika plastiknya gelap kita tidak tahu apakah buahnya masih kecil atau sudah besar.

IDE

Oleh: Sugiharto

Kawan semua anggota grup Penarawa, ada satu hal yang ingin saya sampaikan. Sekedar berbagi ide terkait alasan bergabungnya kita di grup penulis ini. Meskipun saya belum layak disebut penulis.

Berbagai jenis karya tulis telah mampu kita wujudkan. Baik itu esai, news, feature, puisi, pentigraf, cerpen, cerita misteri, maupun lainnya. Kita saling berbagi ide di sini. Saling berkomentar. Juga saling menginspirasi.

Ada satu hal yang menurut saya  dibutuhkan untuk kita atur alurnya. Kapan kita sharing puisi, kapan pula kita sharing cerpen. Juga kapan kita bersama membuat buku antologi. Atau, biar mengalir seperti ini saja.

Rekan-rekan semua, apa sebenarnya ending dari bergabungnya kita di grup Penarawa? Apakah untuk aktualisasi diri? Untuk menggali potensi? Atau untuk mengasah kemampuan kita menulis? Meningkatkan skill kita.

Ruang Kosong; Ramadan Tanpa Tawa

Oleh: Dini Rahmawati

Malam kedua puluh lima Ramadan. Semua barang di rumah ini masih tetap pada tempatnya seperti setahun lalu. Hanya tembok putih yang memudar membedakan dari tahun sebelumnya. 

Sendirian saja Suti duduk di depan televisi empatbelas inci yang tak nyala. Di tangannya tergantung tasbih tergoyang perlahan sesuai alunan jemarinya. Mata terpejam namun tak tidur. Bibir bergerak pelan menyebut kebesaran Sang Maha Segala. 

Rumah besar ini terbiasa hening. Pada jam-jam tertentu saja dihiasi pembicaraan dua perempuan renta. Suti sang pemilik rumah dan Tut yang menumpang di satu kamar rumah lawas itu.

Bagaimana Menulis Novel?

Oleh: Tundjungsari Utami

Pertanyaan ini dilontarkan Bu Umi. Pasti akibat habis baca novel saya. (Jangan) Jadikan Aku yang Kedua.

Pastinya banyak teori bagaimana menulis sebuah novel. Yang saya tulis ini, lebih didasarkan berdasar pengalaman.

1. Niat yang kuat
Tanpa kemauan kuat, novel biasanya setengah jadi. Kenapa? Karena kisah novel biasanya ditulis dalam hitungan bulan. Bahkan mungkin tahun. 

Kemauan kuat biasanya hadir ketika ada emosi yang muncul bersama karya tersebut. Emosi pada novel JJAK itu, karena saya punya teman yang berperan sebagai Arina. Dan keputusan dia bersedia dimadu bahkan sangat baik pada istri muda sering dicemooh orang. Akhirnya lahir novel saya, meski jalan cerita jauh berbeda dengan apa yang ada di buku. 

Jumat, 29 Mei 2020

Amplop Putih

"Ada amplop putih," Bu Dian bergumam sambil membolak- balik amplop putih yang tergeletak di atas meja kecil dekat ruang tamu. 
Segera ia buka dengan rasa penasaran.

"Bapak...!" teriak Bu Dian saat mengetahui sejumlah uang  ada dalam amplop tersebut. Matanya nanar melihat uang berwarna merah memenuhi amplop panjang itu. 

"Ada apa to Bu, kok teriak-teriak, " Pak Yo menuju ke tempat Bu Dian berada.
"Ini lho...ini uang siapa, punya Bapak ya, kok uang sebanyak itu tergeletak begitu saja. Kalau ada orang luar masuk rumah gimana?"

Untuk Apakah Bukumu?

Oleh Maria Utami

Untuk apakah bukumu?
Koleksi?
Biar rumahmu penuh buku
atau biar tambah debu?
Di sana rak buku
Di sini rak buku
bahkan di lantai pun
penuh buku

Untuk apakah bukumu?
Ada ratusan buku
teronggok di rakmu
Sudah kau sentuhkah?
Sudah kau bacakah?
Semua?
Sudah kau
manfaatkankah ilmunya?

Untuk apakah bukumu?
Masih banyak buku
terbungkus plastikkah?
Yang bahkan lupa
kau letakkan di mana

Harta itu bernama Buku

Arinda Shafa

Waktu kukecil dulu
Kuhabiskan waktu di perpus sekolahku
Demi meminjam buku buku
Harus kembali dalam seminggu

Aku berasyik masyuk dengan aksara
Dan gambar aneka warna
Mereka seakan mengajakku serta
Riuh dalam kisah di dalamnya

Imajinasiku berlompatan
Ke negeri ajaib, negeri awan dan khayalan
Benakku menguntai khayalan
Masa kanak-kanak yang menawan

Menyambut Hari Buku Nasional

Oleh Widyastuti

Saya setuju dengan ide salah satu anggota Penarawa, Ibu Musyarofah bahwa kita mengadakan hari istimewa ini dengan memberi kesemaptan pada anggota Penarawa untuk promo buku.

Salah satu manfaat badai covid-19 yang melanda bangsa kita, bagi saya adalah  saya tidak konsuntif misalnya pergi ke salon, jalan-jalan ke mall atau ber- week end bersama keluarga di tempat wisata maupun makan bersama di restoran.

Anggaran itu saya gunakan untuk membuat ruang perpustakaan yang nyaman di rumah saya. Alhamdulillah bersamaan dengan hari buku nasional ini, perpustakaan saya telah selesai meskipun belum sempurna. Saya berkeinginan untuk memberi asesoris yang instragramable agar banyak tetangga yang tertarik dan mengunjungi perpustakaan saya. Meskipun tidak ber-ac, perpustakaan saya cukup sejuk karena penuh ventilasi. Sebelah kanan bisa untuk berdiskusi dan bisa melihat tanaman kaktus saya. Dan sebelah kiri perpustakaan saya sediakan mushola sederhana.

Show, Don't Tell

By tundjung

Salah satu tulisan fiksi yang dianggap berhasil apabila membangkitkan emosi pembaca. Bahkan pembaca merasa terlibat. Ikut marah, kalau perlu nangis.

Bagaimana triknya?

Tentu Anda pernah mendengar istilah: saat nulis itu show, jangan tell. Sebenarnya itu trik untuk melibatkan pembaca.

Saya tidak mau banyak berteori. Langsung ke contoh kalimat saja. Beda show dan tell.

1. Rusdi marah mendengar cerita istrinya.

2. Tangan Rusdi mengepal, rahangnya mengatup.

"Benarkah yang kau katakan, wahai istriku?"

Layer Cinta Bolen Pisang

Lhep...

Aku melirik tingkah si sulung sambil senyum.

"Mi, aku sudah habis tiga, tauk?" Ucapnya lantang. Bangga dia. 

Entah apa yang dia banggakan. Mungkin keberhasilannya makan bolen pisang ala steak daging sapi. Iris, tusuk, dan makan. 

Hari ini kami membuat bolen pisang. Penuh cinta. Jelaslah. Diawali dengan niat. Lanjut dengan usaha dan pengorbanan. Poles dengan kesabaran. Dipijat dengan kasih sayang. Dipenuhi coklat dan keju pemanis lidah. Dilipat dengan hati dan diletakkan sepenuh jiwa. Dimasak dengan seratus persen perhatian.

Kesimpulannya adalah....

Catatan Tirta


Belajar untuk menulis panjang, dan dipresentasikan dulu di hadapan ribuan orang, ternyata tak mudah. Itu catatan yang selama tiga hari ini saya rasakan.

Dan ini catatan lainnya..

Jangan protes masalah elipsis, karena ini kesalahan tulis yang paling sering saya lakukan, dan betapa harus berjuang mati-matian untuk perlahan mengurangi dan menghilanglan 

Sama seperti halnya saya berusaha keras menghilangkan ketaksempurnaan dalam innerchild yang membuat saya  terkadang childish di usia jelita, jelang lima puluh.

Yeah, itu kekurangan saya, tetapi sekaligus menjadi kelebihan jiga. Ya, dalam hal apapun, salah satu yang harus kita temukan dan kita olah, adalah keunikan diri yang kita miliki.  Karena  inilah yang akan  membuat kita berbeda...

Kesimpulannya adalah....

Catatan Tirta

Tak ada seorangpun yang sempurna. Ya, tak ada. Begitupun dengan kita. Sekeras apapun kita berusaha, selalu saja ada yang 'terlepas' dan membuat lubang-lubang kecil dalam setiap proses yang sedang kita lalui 

Seperti saya yang sudah menjejaki dunia kepenulisan lebih dadi duapuluh tahun lalu. 
Toh tak membuat saya menjadi hebat. 

Saya masih juga tersandung dengan elipsis. Tak hanya satu orang yang mengkritisi tentang hal ini. Dan saya menyadari ini memang  kesalahan tulis yang paling sering saya lakukan. Betapa saya harus berjuang mati-matian untuk perlahan mengurangi dan menghilangkan kekonyolan ini. 
Sudah rampungkah saya dengan masalah ini? 

Perlahan tapi pasti



Oleh: Rahmatan

Pertanyaan itu selalu mengintai
Setiap detik napas ini mengamini'
Kucoba untuk berdamai
Tetap saja tiada kunci

Ketakutan menemani langkahku
Kuberlari dan bersembunyi
Tak jua menenangkan nurani
Mencari lagi pembelaan diri
Helai demi helai perjalanan
 hidup  kusibak
Tak satu jua dapat menolong

Kelana Asa


By. Widati

Diam terus membelit pahit

Gemuruh meraja berkuasa

Ciptakan gelegak menghentak

Menerjang garang dalam rongga dada


Dan...

Benci, ragu, dendam juga rindu

Berkelindan di limit batas kalbu

Merentang  asa pada lintas warna abu-abu

Bacaan Terindah



Oleh : Umi Basiroh

'Amma yatasaa aluun'
 An-Naba' Juz 30 menggema
Huruf per huruf begitu tertata
Sempurna semua kalam-Nya

Makna demi makna begitu mesona
Menjelma keindahan tiada tara
Mencipta ketenangan di hati hamba
Bertafakkur atas penciptaan-Nya

Siangku yang Basah


Oleh Noor Hayati

Siang ini mendung
Sang surya enggan menampakkan dirinya
Sepertinya masih asyik bercengkrama  dengan mega ...

Kemudian
Satu demi satu
Air berjatuhan turun ke bumi
Mega tak mampu menahannya kembali
Hingga hujan deras mengguyur siang ini di kotaku
Ambarawa membasah

BENARKAH INI FAKTA?



Oleh Musyarofah

Hiruk pikuk Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB) SMP Negeri sudah berlalu.

Adakah yang mengikuti dinamikanya? 

Adikku tahun ini juga lulus SD. Namun sejak bulan Januari, sudah diterima di pondok pesantren. Sehingga tidak ikut berkompetisi masuk SMP Negeri.

Pagi ini ketemu Bude Yati lagi. Seperti biasa, ngobrol sana- sini.

Berbelanja adalah kesempatan update informasi, yang sedang hits di kampung ini.

" Di rumah saya, lagi banyak tamu, Mbak." 

"Biasanya juga begitu, kan, Bude?" 

"Tapi, ini tujuannya beda.'

Menjadi Sahabat Bagi Semua Orang


Oleh Maria Utami

     Sudahkah aku menjadi sahabat untuk semua orang? Adalah hal yang mudah diucapkan namun terkadang tak mudah dilaksanakan. Kenapa? Karena ada sekat yang kita buat terhadap orang lain.Mengapa kita membuat sekat? Karena kita dengan sengaja membatasi diri, karena kitalah yang membuat jarak terhadap orang lain hanya karena persepsi yang kita buat untuk orang lain.

Fana

Oleh: Tundjung Sari Utami

Tak asli
Bukan berarti palsu
Purnama
Belum tentu sempurna
Mengapa sibuk mengeja luka
Demi menghindar mengais cinta?

Aku
Kamu
Mestinya kita
Namun rasa tak selamanya sama
Kadang mawar
Pernah hambar
Bahkan ambyar

Kamis, 28 Mei 2020

Nyonya Kura-kura


By.  Widati

Melihat kue yang membawa selintas bayang rupa uniknya kura-kura, mampu menarik rasa percaya diriku. Bibirku kelu, membiarkan hati berbisik lirih di sebatas rongga dada. 

Ah,  biar sajalah!  Aku adalah aku.  Cukup bersyukur dengan segala kekuranganku. Toh,  kura-kura saja mampu membawa tempurung rumahnya kemana kaki hendak menapak.  Mengapa aku tak mampu belajar dari Nona pembuat roti juga pada kura-kura?

Tanganku cuma bisa masak alakadarnya saja.  Tak selincah tangan si Nyonya cantik itu. Dia yang mampu menari menyulap gandum,  telur, gula juga mentega menjadi kue cantik ala rumah yang selalu dibawa diatas punggung binatang melata dengan usia panjang itu. 

Aku nggak boleh minder, apalagi ikutan lagunya Noor Huda yang dipopulerkan oleh Ilux ID,  Aku mundur alon-alon, mergo sadar aku sopo... '

Usia


Maria Utami

Ketika usiamu bertambah
Itu berarti
jatah hidupmu berkurang
Susah?
Senang?

Ketika usiamu bertambah
Catatan demi catatan
liku-liku hidupmu menebal
Gundah?

Ketika usiamu bertambah
Satu saja, kataku,
Syukuri
Berkah hidup untukmu
Bagikan
Apa yang bisa
kau berikan untuk orang lain
Meski itu
hanya sebuah senyuman

Kita berkurang usia bukan?
Jadi cukup ucapan
Selamat berkarya
dan selanjutnya
Dan paling utama
Bersyukurlah
Karena Tuhan telah ciptakan kita

Ambarawa, 19 Mei 2020

Wajah yang Serupa


Roro Sundari

    Enggar,raut lembut anak itu seketika memenuhi setiap sudut pikiranku.Ini lebaran akan kali ke dua sejak kepergiannya.Pendiam dan santun.Wajahnya manis dan fasih berbahasa  inggris.

    Waktu tengah hari tepat.Matahari yang sedari pagi merajai hari , tiba- tiba redup nenyelinap.Terusir mendung gelap dan gerimis yang sontak rapat berbaris. Gerimis yang tiba tiba datang seolah mengingatkan bahwa aku pernah  sangatmenyayanginya. Adalah Fa'i,lekaki muda datang ke salon untuk merapikan rambutnya yang terlihat seperti rumput liar.Model undercut masih up to date.Cukuran anak muda kekinian.Berkaos hitam dengan gambar secangkir kopi di dadanya.Kulit sawo matang,perawakan tinggi dan berkumis tipis.Wajahnya mirip Enggar anakku yang telah pergi.

Rumah Kenangan

Roro Sundari

Tempat mula kupergi dan kembali
Kugantung rindu yang selalu candu
Tempatku menguntai butiran mimpi
Merenda kisah dari benang benang resah

Rumah itu
Selalu kuat membelenggu rindu
Di setiap senja membuka peluknya
Menggiring jiwa membatasi gelap meraja
Mengikis terik menyisik torehkan luka

Rayuan Raja Kura-kura

Oleh Indah Zein

Pagi ini aku menatap bulatan-bulatan glowing keemasan keluar dari oven. Gemas benar gigiku ingin menggigitnya selagi hangat. Tak peduli adzan subuh telah berkumandang tanda waktu menahan makan minum telah dimulai.

 Namun apa daya, ujian ini berat. Godaan rona kejunya, serupa kerlingan gadis keluar dari salon kecantikan. Malu-malu tapi penuh jebakan.

Ya, sudahlah. Jiwaku meronta. Kulahap satu gigit, dua, Lep... Habis, alamak. Its ok. Salah siapa menggoda kucing garong. Wkwkw...

Eits, suami tercinta melirik.  Dia sedang menata si cantik ini rapi  dalam kemasan. Jangan-jangan dia pengen juga.

Filosofi Kue Lapis

By : Rohani Panjaitan

Seuntai pesan melalui aplikasi hijau menghiasi gawai. Pesan dari seorang teman baik di ibukota propinsi. 

"Bisa minta tolong,  gak?"
"Apaan?"
"Bikinkan kue lapis buat acara setahunnya Mama."

Sebenarnya, aku sudah memproklamirkan diri pensiun dini dari tukang kue. Tepatnya sejak harus fokus dengan bayi mungil yang unyu,  ditambah lagi dengan rezeki pak bojo yang sedang sakit. Praktis selama ini, diriku sudah tidak menerima orderan dalam bentuk apapun. Tapi pesanan teman yang satu ini memang berat untuk ditolak, karena temanku ini orangnya baik banget, terlebih aku juga kenal dengan Sang Mama.

Kamar 2204 (Part 4)

Sinopsis. 
Bagai sebuah petualangan yang menegangkan  bagi Miranti. Dia yang mendapat job menjadi narasumber workshop di sebuah hotel berkonsep heritage ini harus mendapatkan sederet teror yang tak menyenangkan. Dari mulai kamar mandi yang tiba-tiba tak bisa dibuka, telpon tengah malam, hingga kedatangan perempuan misterius  yang mendadak meminta ijin menumpang tidur. Siapa sebenarnya perempuan itu?   Lalu, siapa pula Hannah van Eiken?

Kamar 2204 
(Part 4)
Oleh: Tirta Ns


Lagu itu, dengan irama yang sangat tak asing bagiku, benar-benar nyata di telingaku saat ini. Ini tahun 2020, Bung, dan masih ada seorang perempuan menyanyikan lagu ini dengan  Bahasa Belanda?

Perempuan itu memakai rok panjang sedikit mengembang dengan bahu offshoulder. Rambutnya yang pirang dikelabang rapi dalam dua ikatan. Matanya biru. Dia nampak menyanyikan lagu itu  dengan penuh penghayatan. Matanya menerawang.  Sesekali dia menggesekkan biolanya yang menghadirkan suara  menyayat...

Hujan Pagi Ini


Oleh Maria Utami

Masih ingatkah kau
Hujan pagi ini
adalah
Kita dua puluh tahun lalu
Berpayung berdua
Susuri jalan Gejayan
Tanpa suara
Tanpa kata
Diam
Kenapa?

Kita nikmati kelokan
demi kelokan jalan
Menunduk malu
Payung hitam sebagai saksi
Perjalanan itu

RINDU


Oleh Intan Indarwati


Pagi ini
Aku dilanda rindu
Rindu yang begitu memang mengganggu

Hujan di pagi ini
yang redup
Seperti saat bertemu denganmu waktu itu
Namun hujan ini tak bisa sembuhkan rinduku

Rindu memang menganggu
Tapi sekalinya bertemu
Dunia terasa semakin hidup
Begitulah kekuatanmu

Romansa Sultra Cerdas


Oleh : Umi Basiroh

[Bu, njenengan absen 2x]
Bu Alvie memberitahuku tadi malam. Dia melampirkan bukti zoho.form, gg. gg yang berisi namaku bernomer 262,365.

[Makasih infonya, kukira aku gagal]
Dadir  vicon webinar yang kuikuti kemarin menguras energi. Kegiatan dengan aplikasi teams berlangsung mulai jam 09.00 sd 12.30 WIB. 

Kegiatan ini diawali dengan dengan sambutan kadinas Sultra. Lanjut dengan penyampaian materi oleh 2 narasumber. 

Tema yang diangkat tentang 'Learning Management System.' Poppy Dwijayanti membahas 'Quipper School secara gamblang dari visi misi, vitur, sampai dengan manfaatnya. 

Jahe Serai

Alhamdulillah, salah satu kata yang disebut Allah SWT dalam kalam suci-Nya yaitu Surah Al Insan ayat 17: "Dan di sana dia diberi segelas minuman bercampur jahe". Itu salah satu ilustrasi yang Allah berikan bagi penghuni surga.

Lepas dari itu, kata  زنجبيلا ( jahe) disebut di dalam Al Quran berarti sesuatu banget buat kita, artinya ada  nikmat dan memberi manfaat, menghangatkan tubuh,dan manfaat lainnya.

Setelah dipilih jahe yang berkualitas, diolah dan dipadukan dengan serai maupun apel malang yang semuanya Indonesia banget, menghasilkan cita rasa yang nikmat.

Nikmatnya Rindu


Oleh Fredeswinda Wulandari

Rasa yang ada
Memasung jiwa
Mengekang raga

Hendak terbang
Terhambat jerat
Erat terikat

Hendak melangkah
Tersapu gerah
Gontai tak terarah

Bunga Telasih

Oleh : Umi Basiroh

Orang kampung menamainya 'Telasih.'
Berwarna ungu dan hijau memiliki aroma khas. Daun-daun kecilnya menghiasi batang yang bercabang-cabang. 

Menjelang lebaran, bunga ini menghiasi pasar tradisional. Orang tuaku selalu membeli bunga ini. Setelah diikat dengan ukuran sedang, Ibu menaruh beberapa di atas genting. 

Sebagian dibawa ke makam. Dilengkapi dengan irisan pandan, bunga mawar, dan kenanga. Ibu membungkus dengan daun pisamg dengan isi yang bervariasi. 

23 Ide Aktivitas di Rumah Aja


Oleh Meykke Santoso 

Jelas, covid-19 ini telah mengubah hampir seluruh aspek kehidupan ya, man. Nggak cuma perekonomian dan kesehatan masyarakat yang paling banyak kena imbas, tetapi juga gaya hidup seluruh umat di dunia. Yang tadinya jadi social butterfly pun harus menahan diri dan tetap stay di rumah aja. Salah duanya adalah kami berdua, suami dan aku. Kami yang sama sama kaum ekstrovert dan senang berinteraksi dengan orang banyak pun harus puas hanya berinteraksi satu sama lain dan orang rumah saja.

Etapi, jika kita bisa sedikit menggeser kacamata kita, kita bisa juga kok melihat banyak sisi positif dari imbas covid 19 ini. Toh jika bisa eksplorasi lagi, banyak kegiatan yang bisa kami lakukan di rumah selama ini. Thus, we wanna share all the activities to you, dears.

BUKAN KAPALMU, ATAU KAPALKU


By Tundjungsari Ratna Utami

Ini bukan negerimu
Atau negeriku
Ini negeri kita

Ini bukan Indonesiamu
Atau Indonesiaku
Ini Indonesia kita

Engkau boleh memberi pujian
Seperti aku yang mengucapkan kritikan
Lalu mengapa kita mesti dibenturkan?

Sapa Pagi


Oleh: Noor Hayati

Pagi ini
Hujan deras mengguyur kotaku
Ketika mengawali hari
Menjerang air
di belanga
Menuang kopi
dalam gelas
Menyeduhnya
dengan air panas

Ku campur
 tepung terigu
dengan menambahkan garam dan gula pasir secukupnya
untuk
memberikan rasa
Tak lupa ku tuang air agar merata
Ku kupas pisang
Dan memasukkannya ke dalam adonan
Sreeeng ......................pisang masuk ke penggorengan...

Kosong Sebelum Selaras

Meniadakan diri setiada tiadanya
Mengosongkan diri sekosong kosongnya
Ego luruh
Aku luruh
Diam tapi bergerak
Bergerak tapi diam

Kosong isi
Kosong
Mengandung benih-benih keberadaan,
benih-benih ruang dan waktu
Memangku semua
Meliputi seluruh

Mati sak jeroning urip
Kesadaran trus tumbuh


Agus Surawan, 2020

Lagi-lagi ramai sembako

"Assalamualaikum."

Terdengar suara laki-laki bernada nyaring beberapa kali berbarengan dengan ketukan pintu yang juga terdengar keras. Tubuhku yang baru saja rebahan di kamar karena seharian ini mengurusi pembagian BLT Dana Desa terbangun seketika. Segera ku menuju ruang tamu, sesaat setelah kubuka pintu, berdiri seorang sosok tua yang usianya sudah melewati kepala tujuh. Ia adalah tetanggaku, tidak seperti biasanya ia datang ke rumah. Raut wajahnya terlihat kaku. Seperti ada yang disembunyikan.

"Dialog Sembako di Negeri Dongeng"

Di sebuah negeri dongeng yang sedang dilanda musibah. Hiduplah seorang nenek sebatang kara. Hidup pas-pasan. Hasil kerja sehari hanya cukup untuk makan sehari. 

Suatu ketika datang seorang utusan Pemerintah kepada nenek itu.

Pejabat : "Selamat sore, nek. Ini ada bantuan dari Pemerintah untuk Nenek, mohon diterima."

Nenek : "Bantuan apa bu?"

Pejabat : "Bantuan sembako, nek."

Nenek : "Tapi saya tidak membutuhkannya, bu. Saya masih bisa bekerja."

Pejabat : " Iya, tapi nenek sudah tua dan hidup sebatang kara." 

(3) Indahnya Berbagi

Oleh : Budiyanti Anggit

Hari masih pagi, Bu Dian bersiap-siap berangkat piket. Ya walaupun sedang corona, ia tetap berusaha memenuhi kewajiban. Yang terpenting tetap waspada dengan keadaan saat ini. Tetap bermasker dan tak lupa membawa hand sanitizer. Laptop pun tak boleh lupa.

Setelah diantar suami tercinta sampai pertigaan, Bu Dian langsung naik angkot jurusan  Salatiga. Angkot berwarna merah siap mengantar Bu Dian sampai sekolah. 

Telaga Seribu Cerita


Oleh Maria Utami

Sudah berapa jejak kakikah
tapakkan sejarah di tempat ini?
Sudah berapa ceritakah lahir
di sunyinya telaga ini?

PERAWAN ASSUMPTA

Terpampang dalam layar rasaku
Seorang perawan terpilih
Teguh dalam perintahNya
Sejak wahyu diturunkan

“sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”

Nurani terpasung
Haru mengepung
Kesedihan berkelung
Tujuh dukamu memalung

Masa Kecilku

(Autobiografi)
Oleh : Juliyah

Masa kecilku tinggal di samping rumah kakekku, sebuah  rumah  semua terbuat dari bambu. Ayahku bertekad hidup mandiri, walau umumnya awal rumahtangga jadi satu mertuanya. Hingga adikku keempat lahir di rumah itu. Aku tidak pernah mengenyam pendidikan pra-sekolah (taman kanak-kanak) di samping lokasinya yang jauh dari rumah, kerepotan orang tuaku menjadi alasan untuk tidak menyekolahkan TK. Juga tidak lazim anak-anak di lingkunganku sekolah sejak dini, umumnya langsung masuk SD.

Rabu, 27 Mei 2020

Perjalanan ke Tebing Breksi

Oleh : Erfani

Alhamdulillah, Sabtu (11/1/2019) berkesempatan mengunjungi salah satu Destinasi wisata Tebing Breksi di desa Sambirejo, Yogyakarta bersama rombongan Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kec. tuntang. 

Setelah menempuh perjalanan selama 2,5 jam dari Tuntang kami sampai di lokasi sekitar jam 09.40 WIB. 

Sesampainya di lokasi, deretan kios jajanan kuliner seolah-olah siap menyambut rombongan kami. Tak jauh dari lokasi parkir sudah berbaris kendaraan jeep yang siap mengantar pengunjung mengelilingi tebing berupa tanah padas yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi daya tarik pengunjung.

Sendang di Tepi Sawah

Oleh: Noor Hayati

Sinar sang surya
Menembus celah- celah daun kelapa
Bayangannya
jatuh di sendang itu

Semilir angin berhembus
Menyentuhku
Lembut ...

Keteduhan
Ketenangan
Juga kedamaian terasa

Petani mencangkul
di sawah...
Kecipak air tercangkul di tanah
Keringat dan peluh berlelehan
Jengkal demi jengkal terselesaikan

MAK SOIM, IBU, Dan AKU

Tirta Ns

Mak Soim, Ibu, dan Aku,
Adalah lingkaran cinta yang tak akan pernah terputus, 
walau raga telah beda dunia
Mak Soim, simbah berbeda darah
Namun, Maaakkk... 
Kau ikhlaskan kuhisap putingmu yang keering
Tanpa keluh,
Karena cintamu begitu utuh..

Liris di Malam Takbiran

Yekti Sulistyorini

Senja ini semesta bersuka. Lirih bibirbibir bergetar, mengagungkan pujian menyentuh singgasana-Nya.

Esok, matahari 1 Syawal 1441 H akan dikenang sebagai hari raya yang berbeda. Setiap hamba melepaskan keakuan. Berkorban untuk diri sendiri serta kemanusiaan.

Bulan mulia akan berlalu membawa kenangan syahdu sekaligus sendu. Ucap syukur terhambur sebab masih diberi umur.
Setitik asa terpatri, "Semoga tahun depan masih bertemu dengan bulan suci!"

Ungaran, 23/05/20

Hadiah di Hari Kemenangan

Oleh: Umi Basiroh

Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. 
Laailaaha illallaahu wallaahu akbar. 
Allahu akbar walillaahil hamdu. 
Gema takbir, tahlil, dan tahmid berkumandang sejak tadi malam. Suaranya menggema dan bersahut-sahutan hingga terbit fajar.

 Mewarnai datangnya hari yang ditunggu selama sebulan. Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada hari ini, Sabtu 24 Mei 2020. Umat muslim menyambutnya dengan penuh suka cita. 

Kuayunkan langkah kaki menuju masjid yang tak jauh dari rumah untuk menjalankan salat. Diantara sunnahnya, adakah mengambil lintas jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang.

Tulisan Viral

By Tundjung

Ikatlah ilmu dari buku yang kau baca dengan berbagi.

Dari buku Legacy ada tips bagaimana membuat tulisan menjadi viral. Ada lima tips yang dipaparkan, yaitu:

- diikuti data dan fakta
- menyentuh emosional pembaca
- praktis dan bikin kepo
- bahasa mudah dipahami dan nggak ngebosenin
- mempunyai lead yang memikat

Lebaran Bu Karti

Oleh Maria Utami

Cerita pertama adalah silaturahmi ke rumah Bu Karti.
"'Jam empat ya, kita silaturahmi ke Bu Karti"
"Oke"
Whatsapp dari grup "jelong-jelong.'
Bu Karti adalah salah satu sesepuh di desa kami.Beliau di rumah berdua dengan Bapak.Umurnya mungkin 70an. Salah satu putranya pernah menjadi muridku di SMP.Anaknya rajin dan kreatif.Sekarang sudah menikah.Oh, saya jadi orangtua.Banyak murid yang sudah menikah.Itu artinya saya sudah punya cucu.

Konspirasi Korona?

By tundjung

Seseorang mengirimi saya video wawancara bu Siti Fadhilah dan Dedi Cobuzer. Setelah itu dia juga berkirim tulisan Mohamad Alwi Faisal. 

Inti tulisan MAF, corona tuh seperti sakit flu biasa. Cukup istirahat 14 hari, makanan bergizi, dan bla bla bla. Jangan mau dibodohi dst.

Saya ingin mbahas video bu mantan menkes dulu. Pertama, biasakan mendengarkan video itu sampai selesai. Sepanjang 25 menit.

"Saya berhasil membuktikan bahwa flu burung tidak menular human to human. Jadi WHO gagal menyatakan itu pandemik. Tidak ada vaksin untuk flu burung."

Bagaimana dengan corona?

Selasa, 26 Mei 2020

Mbah Yah


Oleh Maria Utami

Mbah Yah,
Urut mengurut
adalah profesimu
Simbah adalah
pemijat di kampungku
Sehabis melahirkan
biasanya ibu dan bayi
 ke tempat Mbah Yah
untuk "didadah"
Termasuk aku

Mbah Yah,
Usiamu sudah delapan puluh
bahkan lebih
Aku kaget
Karena simbah masih bisa lakukan pijatan-pijatan
untuk raga-raga baru
yang hadir beberapa bulan
di dunia ini

Tradisi di Hari Suci

Oleh : Umi Basiroh

Wahai kaum mukmin, bersegeralah kalian meraih ampunan dari Tuhan dengan taubat dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. 

Al Qur'an Surat Ali Imron/3:133 begitu favorit di bulan Syawal. Ayat ini identik dengan kegiatan halal bihalal. Acara ini semacam tradisi yang berlangsung terus menerus dari dulu hingga kini. 

Walau sebenarnya meminta maaf, tidak harus menundanya hingga bulan ini tiba. Semakin cepat meminta maaf akan semakin baik, karena batas usia tak ada yang mengetahuinya. 

Meja Ajaib Saya...

Inspirasi Tirta

Hari gini, bagaimana bisa mendapatkan perabot dengan harga murah, syukur-syukur gretongan yang bisa menunjang aktivitas kerja?

Wow, ini pasti satu hal yang sangat sulit dijawab. 

Mana ada seeeh, sekarang ini yang bisa didapatkan secara gretongan alias gratisan?

Dan saya butuh meja laptop yang bisa dipindahkan di mana pun, tanpa harus terasa berat. Mencoba ceki-ceki di Idea dan juga toko perabot lain, siapa tahu sedang ada program 'sale' gede-gedean. Hasilnya?

Zonk!

FCL 15


Tirta Ns


Kamu, adalah keliaran terjalang saat matahari bahkan lupa mengunci pintu kamarnya; dan badai melupakan tugasnya..

Rembulan menyusur jalan, saat gelap pekat meradang; dan kamu berkata,  pulang!

Hati berdentang-dentang, rinai hujan membasah di netra-netra membiru 
Sepotong raga merebah,  jiwa melelah

Kutunggu kau, kekasih pilu 
Seperti dulu,  kau di pusara Ibu

(Bila aku..harus pergi. Sajak ini untukmu. Kau tahu itu!)

Sudut Sunyi, 3 Syawal 1441 H

Bukan lagi EYD, Tapi PUEBI

Dari Pusat Bahasa

Sekarang bukan lagi EYD, sudah diganti jadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Berikut penulisan kata baku terbaru:

1. Assalamualaikum w.w.
2. Alquran
3. Azan
4. Zuhur
5. Isap
6. Merek
7. Nasihat
8. Risiko
9. Gawai = gadget
10. Swafoto = selfie
11. Laman = website
12. Pos-el = email
13. Tetikus = mouse
14. Warganet = netizen
15. Narahubung = contact person
16. Pelantang = mikrofon
17. Salin rekat = copy paste
18. Luring = offline

Rencana Terindah

Catatan Harian #4    

Tiga bulan berlalu sejak social distancing diberlakukan. Banyak hal berubah dalam seketika. Ramadhan kali ini tenaga medis banyak melewatkannya waktu dengan berperang. Ya, menghadapi situasi saat ini banyak sekali tuntutan yang harus dikerjakan.

"Assalamualaikum Bu, Rita minta maaf Ramadhan tahun ini tidak bisa menemani Ibu, kemungkinan Idul Fitri Rita juga tidak pulang. Sekali lagi Rita minta maaf ya Bu..."

Begitulah kiranya pesan singkat yang kukirimkan pada Ibu. Menjadi seorang dokter bukanlah hal yang mudah - butuh perjuangan selama bertahun tahun untuk meraih gelar itu, belum lagi menjadi seorang dokter spesialis. Aku menyadari sekali hal itu. Nafasku seakan berat untuk mengambil beban ini, namun apa daya aku telah terikat oleh sumpah yang kuambil saat wisuda. Meninggalkan seorang ibu, suami dan kedua buah hati memanglah suatu ujian yang berat - termasuk rekan sejawatku.

Manfaat Perpustakaan Keluarga


Oleh: Widyastuti

Membaca pada dasarnya perlu dipupuk di setiap keluarga, agar bisa mewujudkan budaya baca. Kalau memungkinkan membaca dapat dilakukan sebagai aktivitas keluarga, seperti menonton telivisi, makan bersama atau beribadah bersama.

Impian saya untuk memiliki perpustakaan keluarga  yang  sederhana akhirnya terwujud. Bermodal cat dan triplek, akhirnya saya bisa mewujudkan impian saya di ruangan bekas gudang yang sebelumnya  sangat berantakan.

Meskipun  sederhana, namun ruangan itu saya buat menarik, nyaman dan terang sehingga anggota keluarga kami yang berjumlah tiga orang tertarik duduk berlama-lama dan memilih buku yang kami sukai. Apalagi  buku mudah diambil dan dilihat, karena tanpa perlu membuka dan menutup almari. Perpustakaan keluarga  bisa menjadi tempat rekreasi pengetahuan  yang menyenangkan saat pandemic covid-19.

PENARAWA BANGKIT

PENARAWA BANGKIT 
         
P asca Romadhlon kudengar berita     
E ntah darimana asalnya berita     
N iatku untuk belajar memicunya
A sa belajar untuk bisa berkarya.     
R asanya harus segera melangkah 
A gar segera mendapat secercah 
W alau hanya secercah ilmu yang indah                     
A gar segera dapat menjadi barokah       
         
B anyak ilmu yang telah kuterima.   
A papun ilmu yang telah kucerna       
N amun belum ada yang dihati mengena             
G alau rasanya hatiku masih merana                 
K uatir segera meninggalkan dunia fana                       
I ngin aku dapat segera berkarya. 
T erutama berkarya melalui Penarawa.

Penulis
Yulianto

Bulan pun Tahu Kisahku


Oleh Fredeswinda Wulandari


Saat bulan baru
       Kutemukanmu
       Di antara orang-orang semu
       Ketika itu
       Ku tak tahu
       Kan ada badai dihatiku

Saat sabit awal
       Kudekatimu
       Di antara orang-orang kaku
       Ketika itu
       Ku tak sadar
       Hati tertambat jangkar

Agar Anak Rajin Berbenah


"Wafiyah pinter ya mi, pinter bersih-bersih. Bawa 5 piring ke belakang berarti 5 pahala. Dikali 10 jadi 50 pahala."

Regudhuk...

Wafiyah yang baru saja rebahan karena kekenyangan segera bangkit mengangkat tubuhnya. Diambilnya 2 piring bekas mie ayam ke belakang tempat cucian piring. 

Tak ingin ketinggalan. Hanafi yang mendengar iming-imingku mengambil 3 piring sisanya ke tempat cucian piring. Dicucinya dengan sabun dan diletakkannya piring-piring itu di rak piring.

"Kalau dicuci pahalanya berapa, bi?"

Aku Salut Kepada Kalian


Oleh: Sugiharto

Selamat malam, Bapak Ibu, Mas dan Mbak anggota grup penarawa. Malam ini saya mau berbagi pengalaman yang cukup menggugah perasaan saya pribadi, dan mungkin perasaan Bapak Ibu semua.

Cerita ini tentang pengalaman saya sebagai panitia pencatat donasi ziswaf. Zakat infak sadaqah dan wakaf di pondok pesantren Sabilul Khoirot Tengaran. Baru tahun ini saya ditugasi menjadi panitia pencatat. Sebagai kontak person konfirmasi donasi ternyata cukup menguras konsentrasi. Mengingat pelayanan bagi kami adalah utama. Baik kepada donatur maupun panitia lain.

RENDANG PADANG


Rendang Padang, makanan yang terbuat dari daging sapi ini selalu terhidang kala kita makan di rumah makan yang menyediakan masakan Padang. Kota di Sumatera Barat ini terkenal dengan aneka masakan lezat dan memiliki penggemar di penjuru nusantara bahkan sampai ke mancanegara. Tak heran kalau rendang masuk sebagai salah satu makanan terlezat di dunia karena memang makanan ini begitu lezat rasanya.

AKU ANAK SEORANG BURUH TANI

 Autobiografi  oleh Juliyah

Aku terlahir  setengah abad yang lalu, tepatnya 15 Juli 1970. Namaku cukup fenomenal “Juliyah”, ya sesuai bulan kelahiranku. Itu pertanda ayahku seorang yang kreatif, khususnya dalam memberi nama anak-anaknya, walau hanya satu kata saja. 

Rata-rata anak yang terlahir di tahun itu hanya punya nama satu kata. Tidak hanya aku, keempat adikku pun namanya cukup fenomenal, baik berdasarkan fenomena hari, pasaran (pon, wage, kliwon, legi, pahing maupun meniru nama orang lain yang menginspirasi. Yang jelas ada doa yang tersirat dalam nama itu. 

Lebaran yang Berbeda

Oleh : Budiyanti

Lebaran tahun ini berbeda sekali dengan tahun lalu karena adanya covid-19. Lebaran tak semeriah dulu. Semua warga harus di rumah saja. Ya, memang kita harus mematuhi anjuran pemerintah dengan tetap menjaga jarak dengan tidak keluar rumah. Hal itu sebagai upaya untuk memutus mata rantai pandemik covid-19. Kalau tidak  kita, ya siapa lagi. 

Sejenak Mengenang Lebaran Tahun Lalu


Oleh : Budiyanti

Keadaanlah yang memaksa diri  tetap di rumah saja pada hari kedua lebaran ini. Tidak seperti tahun lalu. Rumah ramai dengan anak cucu.  Bercengkrama bersama merajut kasih sayang. Aneka jajanan dan masakan tersedia. Masak habis masak lagi. Capek tapi senang. Kemudian berkunjung ke sanak saudara sekitar dan juga keluar kota. Mobil penuh dengan aneka bawaan yang memenuhi bagasi. 

Kebahagiaan tersendiri saat bisa pergi bersama keluarga. Bisa bertemu bude, pakde, keponakan. Bisa berbagi rejeki anak-anak kecil. Bahagia rasanya melihat anak kecil menghitung angpau. 

MENDEKAT RUMAH


(Dini Rahmawati)

Sudah mendekat rumah
Tercium aroma basah
Dinding saga merah
Sisakan kenangan gelisah
Air dan tanah
Di mana darah tertumpah
Tak pernah dapat terpisah

Sudah mendekat tanah
Tempat ibu dan ayah terbaring pasrah
Aku mendekat lemah
Mengikat gundah.

Jumat, 15 Mei 2020

5 Hal Unik Pernikahanku

Malam ini mengingatkanku pada peristiwa 11 tahun lalu. Peristiwa bersejarah yang hanya terjadi satu kali dalam kehidupan yaitu menikah.

Tentang pernikahan, apa yang kualami memang diluar kebiasaan. Beda dengan orang pada umumnya. Aku menyebutnya dengan pernikahan yang unik. Apa saja keunikannya?

1. Menikah tidak mengenal calonnya

Proses pernikahanku mungkin terjadi begitu cepat. 10 hari sejak diperkenalkan aku langsung menjalani akad nikah dengan orang yang sebelumnya tidak ku kenal, saat hendak Ijab Qobul bahkan aku belum mengetahui sebenarnya calon istriku yang mana orangnya. Hal ini dikarenakan saat proses taaruf aku tidak mau melihat calon istriku.