Minggu, 08 Desember 2019

SOCIAL EMOTIONAL LEARNING (SEL)

Oleh: Widyastuti

Definisi dari SEL adalah  proses yang dilalui oleh anak-anak dan remaja dalam menentukan dan mengaplikasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan secara efektif untuk memahami dan mengatur  emosi, meraih tujuan  , merasa dan menunjukkan empati kepada orang lain, menjalin hubungan positif dan bisa membuat keputusan yang bertanggung jawab,


Ketrampilan ini  termasuk soft skills dan non-cognitive skills yang sangat penting pada abad ke 21 ini. Ada 5 komponent utama dalam SEL yaitu self- awareness, self- management,  social awareness, relationship skill dan responsible decision –making.

Self-awareness mendorong anak menjadi lebih peraya diri dan optimis. Self-management mengajarkan anak agar bisa mengendalikan emosi dan stress, memotivasi diri untuk dapat mencapai tujuan. Social awareness merupakan kemampuan dalam mengambil perspektif orang lain dan berempati kepada mereka. Relationship skills mendidik anak  agar bisa menjalin hubungan dan bekerja sama dengan baik, sedangkan Responsible decision making  merupakan kemampuan dalam membuat pilihan yang konstruktif dan respektif

Untuk mengembangkan SEL , yang pertama adalah dengan cara menanamkan SEL dalam pembelajaran ,contohnya dalam penelitian yang saya presentasikan di International Conference on Linguistics (IC-Ling) pada tanggal 21-22 November 2019 di IAIN Surakarta, yang berjudul “ENGLISH LECTURER’S INFUSION OF SOCIAL AND EMOTIONAL LEARNING(SEL) IN GENRE BASED WRITING LESSON”

SEL juga bagus diterapkan untuk sekolah yang menerima anak berkebutuhan khusus, agar anak yang berkebutuhan khusus mempunyai rasa percaya diri, optimis, nyaman, dihargai oleh teman-temannya dan mempunyai keinginan untuk mencapai impiannya. Contohnya pada penelitian  yang saya presentasikan di International Conference on Disability Studies and Inclusive Education (ICODIE) di UIN Yogyakarta, yang berjugul “ SOCIAL AND EMOTIONAL LEARNING FOR DISABLED STUDENTS IN SENIOR HIGH SCHOOL:EMPATHY AND TALENT’

Semoga penelitian saya yang sangat sederhana ini bisa mewarnai  dan menginspirasi para pendidik serta bisa lebih dikembangkan lagi oleh para peneliti, agar lebih sempurna. Selain itu agar para penyandang difabel bisa belajat di sekolah/PT yang diinginkanya untuk meraih mimpi mereka. Mereka mempunyai hak yang sama dengan yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar