Oleh:Roro Sundari
Sedih, cemas,marah, gelisah,
kecewa, bahagia.
Itu adalah episode -episode perasaan yang pasti semua orang pasti pernah merasakan.
Dan saya pribadi adalah orang yang paling menghayati peran ketika saya pada fase marah.
Ketika episode marah berbareng dengan kesal dan kecewa datang kepada saya, saya merasa ada satu energi yang kuat yang menggerakkan jari saya untuk menulis.
Saya bisa menuliskan segala kecamuk perasaan marah tanpa suara.Karena terkadang saya paling tidak bisa untuk melontarkan amarah secara verbal.
Nah di sanalah saya merasa bebas untuk marah semarahnya dengan tulisan saya.Toh nanti juga saya sendiri yang akan membacanya.
Tanpa saya sadari tulisan saya seolah saya sedang berbicara mengadu kepada Entah.
Terkadang banyak kata- kata aneh yang bisa saja membuat saya tertawa sendiri.
Di buku diary.meski bentuknya tidak selalu buku. Saya menemukan banyak tulisan- tulisan saya sejak saya masih remaja.
Saya menemukan kisah saya sendiri.Saya menemukan pula apa yang pernah saya inginkan.Bahkan saya menuliskan beberapa target barang -barang yang saya pingini waktu dulu dan itu mustahil saya miliki saat itu.
Bahkan beberapa hal baik yang saya alami sekarang ternyata sudah saya pikirkan dari beberapa puluh tahun yang lalu.
Di sinilah saat pikiran saya terbuka.Terkadang ternyata kemarahan kesal dan kecewa yg sering saya rasakan bisa dikelola dengan baik.Marah terarah.
Meskipun ketika marah juga kadang ada senacam dendam yang ingin saya lakukan bahwa suatu saat saya akan tunjukkan bahwa saya akan menjadi lebih baik lagi .Agar saya tidak dibikin marah , tidak dikecewakan dan tidak dibikin kesal.
Yang saya lihat bahwa ketika marahpun kita harus tetap berfikr baik dan positif minimal terhadap diri sendiri.(sebab saya yakin ketika kita marah , kesal dan kecewa dengan seseorang kita tentu tidak berpikir baik untuknya).
Dari pengalaman saya ini.
Saya yang sepanjang perjalanan hidup saya selama 45 tahun tak urung sering mengalami banyak deraan ujian ,cobaan, dan berbagai permasalahan hidup.
Satu hal yang saya petik adalah bahwa Tuhan memberikan kesanggupan kepada saya untuk menghadapi semuanya hingga detik ini.Dan Tuhan juga telah memberikan banyak hal selain kemudahan yang saya harapkan.
Meski jika kita melihat terus hal hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita tentu kita akan kembali ke fase sedih dan marah.
Flashback masalalu dengan membaca tulisan- tulisan jaman dulu.Telah melebihkan rasa syukur saya.Menjadi lebih berfikir positif.Bahwa segala sesuatu ada masanya.Juga pembelajaran bahwa apa- apa yang telah Tuhan gariskan kita tak bisa menolaknya.Dan apa apa yang memang sudah Tuhan takdirkan akan Dia berikan tanpa kita memintanya.
Namun semua hal apapun yang kita harapkan Tuhan nemberikan ruang untuk kita yaitu Doa.
Lalu kaitan dengan nenulis?
Ya ,saya menuliskan hal -hal yang saya inginkan .
Dan saya berdoa kepada Tuhan.Saya melapor kepadaNya.Apapun.
Dan saya berfikir Tuhan pasti mengetahui( membaca) laporan saya.
Dengan tetap terus berharap bahwa apapun keinginan tentang diri adalah bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik.
Menulis dengan rasa dan hati.
Hanya ini yang bisa saya lakukan ketika ingin menulis.Rasaku .
"Jika hanya buku yang bisa mengertimu, tuliskan apa saja perasaanmu.Sebab ternyata apa yang kau tulis pada saat ini akan menjadi bukti bahwa kamu pernah merasakan dan menginginkan sesuatu pada suatu saat nanti."
Kemambang,20 Desember 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar