Oleh: Fredeswinda Wulandari
Sesosok putih abu-abu
Diam terpekur di balik lembaran buku
Penutup kepala besi tergeletak pasrah membisu
Apa yang kau tunggu?
Waktu?
Ataukah pemilik hatimu?
Tak berapa lama
Si empunya senyum manis memburu
Segera kau balas seringai malu
Kau kejar dia pasti tanpa ragu
Ganti kemudikan hatinya yang haru biru
Sepasang merpati seketika mendarat
Berkasih-kasihan dalam erat
Sang betina pun salim penuh hikmat
Apa yang kau dapat?
Rindu s’makin memberat?
Ataukah cinta tanpa syarat?
Tak berapa lama
Sang jantan pun kembali melesat
Tinggalkan senyum tipis tersirat
Binar bahagia tak lepas walau sesaat
Tunggu hadirnya di senja pekat
Sesosok putih abu-abu
Diam terpekur di balik lembaran buku
Penutup kepala besi tergeletak pasrah membisu
Apa yang kau tunggu?
Waktu?
Ataukah pemilik hatimu?
Tak berapa lama
Si empunya senyum manis memburu
Segera kau balas seringai malu
Kau kejar dia pasti tanpa ragu
Ganti kemudikan hatinya yang haru biru
Sepasang merpati seketika mendarat
Berkasih-kasihan dalam erat
Sang betina pun salim penuh hikmat
Apa yang kau dapat?
Rindu s’makin memberat?
Ataukah cinta tanpa syarat?
Tak berapa lama
Sang jantan pun kembali melesat
Tinggalkan senyum tipis tersirat
Binar bahagia tak lepas walau sesaat
Tunggu hadirnya di senja pekat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar