Senin, 30 Desember 2019

Gadis di tengah hutan



Oleh Lulu B

Daerah pegunungan biasanya digunakan oleh tentara untuk latihan militer. Apalagi daerah itu terdapat markas latihan tentara. Jadi kampung tempat tinggal Yuni sudah biasa dijadikan latihan militer dari tahun ke tahun. Selalu di sekitar desa mereka. Kondisi geografis yang berupa daerah pegunungan dan lahan pertanian penduduk menjadi tempat yang ideal bagi militer untuk melatih kemampuannya.

Banyak cerita yang terjadi seputar mereka. Cerita lucu, konyol, mistis, ajaib, hingga cerita sedikit serem. Maklum tentara militer melakukan latihan keluar masuk hutan. Mereka berasal dari luar daerah. Tidak banyak yang tahu jika terdapat hutan angker tempat mereka berlatih. Warga sekitar sudah memahami jka tidak sembarang orang yang berani merambah hutan tersebut. Daerah itu terdapat banyak lahan pertanian juga perkebunan kopi penduduk. Biasanya mereka bermalam di perkebunan warga. 
  Hari sudah sore. Satu kelompok prajurit masih berada diatas bukit. Bukit yang jauh dari pemukiman warga. Cuaca mendung. Kabut mulai turun. Mereka bergegas turun ke bawah untuk kembali ke markas latihan yang terletak sekitar lima kilometer dari tempat mereka sekarang berada. Mereka berjalan berbaris, satu regu terdiri dari sebelas orang. Menggendong ransel dengan senjata di punggung mereka. Muka dicoreng-coreng khas tentara dengan helm warna hijau tua.
Pelatih mereka, Pak Damar ada di barisan belakang. Jalanan setapak menembus hutan mulai menurun. Mereka berjalan pelan karena kondisi licin dan terjal. Tiba-tiba dari kejauhan Pak Damar melihat kerlip cahaya lampu dalam hutan yang semakin gelap. Barangkali rumah penduduk sudah dekat, pikirnya.
Cahaya lampu semakin dekat. Sebuah rumah sederhana berdinding gedek ada di sisi kiri jalan setapak. Rumah kecil sederhana berada di bawah pohon besar. Sebuah lampu teplok tergantung di dinding rumah. Anak buah Pak Damar terus saja berjalan tak memperdulikan rumah tersebut. Tetapi Pak Damar mendadak ingin berhenti. Lelaki itu berhenti tepat di jalan setapak yang menuju ruah mungil tersebut. Suasana menjadi agak terang karena cahaya lampu. 
Seorang gadis berambut keriting berkulit hitam manis keluar dari pintu rumah. Menganggukkan kepala kearah Pak Damar.
“Silahkan mampir, Pak,” sapa si gadis.
Pak Damar tersenyum dan mengangguk. Tetapi belu juga menjawab ucapan si gadis sudah terdengar teriakan dari belakangnay.
“Pak ayo kita jalan. Pak kita jalan. Hari sudah gelap. Siap.”
Begitu suara itu berulang kali hingga membuat lelaki itu terhenyak. Dibelakangnya sudah ada Kopral Anwar anak buahnya yang mengajaknya untuk segera pergi. Pak Damar kaget dan segera ingin berlalu dari tempat itu. Menengok je depan orang yang menyuruhya mampir tadi.
Namun alangkah kagetnya dia karena di depannya kini hanya ada kegelapan malam. Dia berada di bawah pohon besar. Tak ada rumah sama sekali. Apalagi gadis dan cahaya lampu. Jadi apa yang baru saja dilihatnya. 
Kopral Anwar mengajaknya lekas pergi dari tempat itu. Anak buahnya yang lain masih menunggu tak jauh dari tempat ia  berdiri. Mereka bergegas berjalan keluar hutan. Pelatih itu masih bingung dengan apa yang baru saja dialamainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar