By : Rohani Panjaitan
Teman-teman pernah gak menulis sesuatu yang sifatnya fiksi, tapi kemudian dalam rentang waktu tertentu, apa yang kita tulis itu menjadi kenyataan?
Aku pernah beberapa kali. Sebagian orang bilang, hal seperti ini sebenernya hanya sugesti. Karena kita terlalu yakin dengan apa yang kita tulis, maka jadilah ia terwujud dalam dunia nyata.
Tapi kalau aku pribadi sih, gak menganggap itu sebagai sugesti. Justru aku lebih percaya dengan nasehat para tetua bahwa setiap ucapan itu mengandung do'a.
Tahun 2018 yang lalu, aku meluncurkan novel yang awalnya merupakan cerita bersambung. Jumlah pembaca tulisanku cukup lumayan walau tidak booming dan viral.
Dalam sesion pertama cerbung tersebut, dikisahkan kalo suami dari pemeran utama sang wanita Anfal karena serangan jantung, kemudian meninggal. Sementara suami keduanya sempat terserang stroke ringan.
Nah...ketika di bulan Agustus kemarin pak bojoku secara berbarengan terkena serangan stroke dan serangan jantung dalam satu putaran waktu, pikiranku langsung terbang ke lembar-lembar fiksi yang pernah kutulis.
Bukan itu saja, bahkan beberapa pembaca garis keras yang mengetahui tentang sakitnya suami, menghubungiku via wa juga messenger. Secara jujur mereka mengungkapkan kalo mereka kaget, merinding, kok tulisanku seperti ramalan.
Itu opini yang mereka cetuskan ke diriku lho.
Selain tentang sakitnya pak bojo, juga ada beberapa kejadian lain yang aku sendiri bener-bener surprise menerimanya (tapi tidak bisa kutuluskan di sini). Kejadian yang kualami di dunia nyata, persis seperti apa yang kutulis dalam kisah-kisah fiksiku di waktu lalu. Tidak hanya satu kejadian, tapi beberapa.
So...aku meyakini kalau ini bukan tahyul, bukan mistis, bahwa setiap ucapan -baik berbentuk lisan atau tulisan- memang bermuatan do'a. Hal ini menjadi pengingat untuk diriku sendiri agar selalu menulis yang baik-baik sehingga bisa menjadi do'a dan tabungan amal jariyah.
Salatiga Coret, 291219.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar