*Oleh: Erfani*
Kemarin sore sepulang dari TPQ, anak perempuanku yang masih duduk di bangku sekolah kelas 2 MI langsung menghampiri memberitahukan jika besok ada PR untuk membawa sehelai daun mangga, daun jambu, daun rambutan, daun singkong dan daun bambu.
Entah untuk apa lembaran daun tersebut, tapi biasanya untuk membuat keterampilan di sekolah.
Tanpa menunggu lama, mumpung hari masih sore, ku ajak putriku ke kebun belakang rumah memetik dedaunan yang akan dibawanya besok sambil memperkenalkan nama-nama pohon tersebut.
"Daun mangga ini", kataku mengawali petikan pertama.
"Oh.. ini daun mangga," sahut putriku yang masih polos.
"Iya, daun apalagi?" Tanyaku kembali melanjutkan tugas berikutnya.
"Daun jambu, daun bambu, daun singkong sama daun rambutan", katanya mengurutkan satu persatu yang hendak dipetik.
Tak sampai setengah jam semua daun telah kupetik kecuali daun rambutan yang berada di halaman depan rumah.
Ada yang membuatku penasaran saat hendak memetik daun bambu di kebun belakang, ketika melewati rimbunnya pohon jagung kulihat suatu benda berwarna kuning tua menempel di tanah, kudekati benda itu, dan setelah kuperhatikan dengan seksama ternyata buah nanas, warnanya kuning merata dengan aroma khas buah nanas.
Pastinya tak sabar ingin membukanya, hmm.. lumayan bisa dimakan besok.
Akhirnya, selain memetik dedaunan yang diminta, kami juga membawa harta karun buah nanas temuan hari itu.
Sambil berjalan masuk ke rumah ku ajarkan putriku pentingnya bersyukur kepada Allah. Alhamdulillah semua daun yang akan dibawa ke sekolah ada dikebun belakang rumah sehingga kita tidak susah mencarinya.
Sekedar untuk diketahui, selain pohon yang dimaksud. Di kebun itu juga kutanami pohon jagung, kacang panjang, kacang tanah, labu siam, serai, cabe, kunir, onclang dan 2 jenis pohon peninggalan almarhum orang tua kami yang masih berdiri tegak yaitu kelapa dan salak.
Mari kita bercocok tanam, menjadi petani itu asyik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar