Sabtu, 18 Januari 2020

PEREMPUAN SEMISTERIUS MALAM


Tirta Nursari

Lembayung senja perlahan mulai menyirna, menyisakan gelap yang kian memekat. Anak-anak kecil tak lagi terlihat bermain di buk bata di bawah pohon jambu, tepat di tikungan jalan. Para orang tua atau pengasuhnya sudah memanggilnya pulang.
“Hampir maghriban..tak elok masih bermain di luaran,” kata mereka.
Buk bata lantas menyepi, tapi bukan berarti dia sendiri. Ya, selama beberapa hari ini, di setiap jelang maghrib, saat anak-anak pulang ke rumah, sosok misterius itu selalu datang. Sosok perempuan, cantik, kukira. Tubuh semampai tersembunyi samar di dalam balutan gamis longgarnya. Langkahnya tingkas. Dan seperti kemarin dan kemarinnya lagi, dia akan selalu duduk sejenak di bangku bata itu. Matanya menekuri langit. Bola mata belo itu, aku membacanya kelam, meski sesungguhnya aku hanya bisa meraba dengan penuh kiri-kira. Separo wajahnya yang tertutup niqob, sungguh tak bisa membuatku mengenalinya dengan leluasa. Namun  di sudut hati terdalamku, naluriku berkata, dia tak asing buatku. Namun aku tak berani menerka...

# Januari Mendung #


Oleh: Nurma Baiti Abidin

Januari mendung
Semendung hatiku.
Perasaanku tak menentu.

Lelah, kesal dan penat.
Terlalu banyak rencana ini dan itu.
Mungkin grup whatsappku harus dihapus satu-persatu.

Yakinkan satu yang kumau.
Agar tidak terlalu banyak keributan ini dan itu.
Menyaksikan sandiawara para paling di atas pangung.

Cinta Berkalang Duka

*Part 1

Oleh : Umi Basiroh

Di kursi sudut, Mbak Rahma termenung. Dia menekuri baju pengantin. Gaun broklat salem memberi kesan kalem  panjang menjuntai  ke tanah nampak indah. 

Tiba-tiba, Mbak Rahma terisak. Air matanya tak terbendung.


***********
"Meh sida mantu,  ya Mbak?"  Sebuah pertanyaan meluncur dari bibirku.  Saat itu,  aku duduk bersebelahan dengan Bu Rahma.  Dia rekan guru.  Parasnya cantik.  Kulitnya kuning langsat.  

Bersyukur

Oleh : Umi Basiroh

Seperti Senin sebelumnya, hari ini juga diawali dengan upacara bendera. Lembaga yang berada di Kupang Pringapusan, Ambarawa ini rutin melaksanakannya. 

Para petugas berasal dari semua kelas secara bergiliran sesuai jadwal. Nampak para petugas berperan sesuai harapan.

 Makanya, Bu Endang selaku pembina berani memberikan point 99. 
"Wow... Amazing." Sebuah point yang luar biasa. Walau petugas dari kelas awal, kelas tujuh namun kekompakan nyata adanya. 

ANGKA 10 ( LAGI)


 Oleh Musyarofah 

" Kamu yang bawa Pancasila? " tanyaku kepada cowok jangkung yang beberapa menit lalu hadir di sampingku.
" Iya, Bu."
" Waduh.... " Ups. Keceplosan. 
" Ibu tidak suka? "
" Enggak...siapapun yang jadi petugas pasti sukalah." 
Kuberikan senyum manisku. Diapun mengangguk tanda setuju.

Hujan

oleh : Budiyanti

Hujan siang ini
menderas menghujam hati
Mengingatkan segala rasa
Yang tak pernah terurai
Walaupun senja telah berganti malam

Hujan siang ini
Pantulkan wajahmu
Lewat gelembung-gelembung air
Yang tak pernah berakhir
Walaupun aku telah pergi darimu


( saat ini di depan BRI kehujanan)

POHON KANTIL DI SAMPING RUMAH DINAS

Oleh : Widyastuti

November, 2000
Ada rasa takjub ketika aku menapak untuk pertama kalinya di rumah Dinas suami. Berbeda dengan rumah kami yang kecil, rumah dinas ini sungguh besar, dengan 3 kamar tidur berukuran besar dan 2 kamar tidur kecil. Ruang tamu, ruang keluarga , ruang makan,  dapur sampai kamar mandi semua berukuran besar. Demikian pula halaman depan, kebun di samping kanan, kiri dan belakang semua luas. Ada 3 kolam ikan yang cukup besar di samping kanan dan kiri rumah serta di samping kanan dapur. 

Gara-gara FARMING CHALLENGE

Oleh : Irena Frieda

Tadi pagi setelah duo L berangkat sekolah, Simbok berusaha untuk menaklukkan tantangan 😁😁

Gara-gara challenge dari Capten Sunshine Nawir, akhirnya angan-angan selama ini untuk kembali menanam sayuran di halaman mulai ada wujud nyatanya.

Membongkar tanah dari polybag bekas tanaman sayur sebelumnya, ditambahi pupuk kandang dan cangkang telur, lumayan tadi pagi bisa menghasilkan 20 polybag tanah yang siap ditanami.

Perempuan Pabrikan dalam Lingkaran Prostitusi


oleh : Tirta NS

Dia memperkenalkan dirinya sebagai Vony. Siapa nama aslinya? Entahlah, tak penting itu. Hanya saja, di siang yang lumayan terik itu, perempuan yang mengaku berasal dari sebuah desa yang cukup terpencil di Kabupaten Semarang itu sengaja datang menemui Bu Sinta, seorang aktivis yang dikenal sebagai tempat curhat bagi para perempuan bermasalah di daerahnya. Vony tidak sendiri. Dia ditemani dua saudaranya, juga seorang wartawan koran harian.
“Saya ditelantarkan suami saya, Bu. Dia tidak mengakui anaknya. Dia juga menghina saya, dengan mengatakan hanya menemukan saya di jalanan,” ujar Vonny sambil tertunduk.
Bu Sinta menatap Vonny, menyelidik.
“Menikah? Sah?” tanya Bu Sinta.
“Siri...”
“Dimana kalian menikah?” tanya  Bu Sinta lagi.
“Bandungan..”
Dari sini cerita itu dimulai.

Sayur "Jangan" Lombok Tempe

Oleh Maria Utami

Ada yang suka dengan sayur/ jangan lombok tempe. Kalau di Jawa Tengah istilah sayur adalah "jangan". Jadi lucu ketika istilahnya digabung dengan Bahasa Indonesia.

Jadi bingung lagi kalau istilahnya sayur lombok tapi nggak ada sayurannya. Intinya adalah sayur "jangan" lombok tempe.  Ha..Ha...

Sayur Tumpang

oleh : Roro Dewi Siti Sundari

Selamat pagi  semua🙏 . Mencermati cerita bu Maria utami, saya tergelitik ikut pamer sayur tumpang ala saya favorit anak lanang.Kebetulan hari ini saya memasak sayur sambel tumpang dan adas kulub. Sambel tumpang terbuat dari bahan utama tempe semangit dan tempe bosok.Dengan tambahan bahan lain  tahu juga krecek dan telur glundhung.Tetapi untuk krecek dan telur glundhung opdional lah ya.

Kalau saya tambahkan krecek dan telur glundhungpun ada maksud agar 3 in 1.Maksudnya sekali masak bisa untuk semua .Tahu kesukaan kakak, ndhog glundhung kesukaan adik dan krecek untuk emaknya.Nah sayur tumpang ini saya masak tidak terlalu pedas, dengan pertimbangan anak anak tidak suka pedas, namun saya tambaahkan rawit utuh untuk sensasi pedas buat emaknya.Dengan aroma khas  kencur juga daun jeruk  sayur tumpang ini menjadi sangat enak dan menggugah selera makan dari bumbu kencurnya.Selain dari aroma, rasa, juga kuah santan yang legit gurih  sensasi pedas ketika cabai rawit dihancurkan....emmm eenak banget.

(10) Lezatnya Mie Ayam Bogie

Oleh : Budiyanti

Saat sore hari apalagi diiringi rintik hujan rasanya pengen makan  yang anget-anget gitu.  Nah kemarin sore langsung deh meluncur keluar tuk cari yang anget- anget dengan keluar rumah menuju kota Ambarawa. 

Jatuhlah pilihan pada Mie Ayam  Bogie. Hemm perut rasanya gak tahan ketika sampai di warung depan SD Pangudi luhur Ambarawa.

Dua mangkuk Mie Ayam siap dilahap kami berdua, ketika hijau rintik datang. Tambahkan sambal, kecap dan daun onclang yang sudah diiris. 

Harum menguar, menambah selera makan bertambah. Air liur tak tahan lagi. Hemmm kelezatan terasa di lidah. Kuahnya enak, ada rasa gurih dan manis. Mie juga kenyal. Pas untuk lidahku. Apalagi ditambah dengan rasa pedas  membuat badan ikutan panas. Rasa dingin seketika hilang.

Olea Europaea

Oleh : Umi Basiroh

Hari Minggu, 5 Januari, Aku mengikuti jalan sehat. Kegiatan disentralkan di GOR Pandanaran, Kec. Bergas. 

Jargon "Mensana in Corpore Sano" Di dalam tubuh yang  sehat terdapat jiwa yang kuat, begitu melekat. 

"Ee, Dik Salma... Assalamulaikum, Mbak Almira menyapaku seraya berlari kecil." Mbak Almira adalah teman waktu kuliah di Salatiga puluhan tahun silam. 

"Waalaikum salam, apa kabar Mbakyu?" 
Kujawab salamnya dengan manja. 

(12) Serunya Launching Buku Guru Inspiratif Tak Bertepi

Oleh : Budiyanti

Menjadi kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagi kami, komunitas Guru Bisa Menulis bisa launching buku perdana di  sebuah Pemancingan Kalitorong Ambarawa.

Acara dimulai makan bersama dengan menu ikan bakar dan lalapan. Oseng genjer dan kangkung menjadi menu favorit kami. Hemm makanan non kolesterol nih. 

Kemudian lanjut ke acara. Pembukaan dengan doa dibawakan oleh Ibu Rahayu. 

Alhamdulillah sebagian anggota bisa hadir. Menempati di ruangan yang nyaman dengan semilir angin dari mewah ( mepet sawah)

Diare Mengintai

Oleh : Umi Basiroh

"Mohon do'anya, Mbak. Istrinya Farhat sakit." Sebuah WA menghiasi gawaiku di malam itu. WA itu dari Budhe Semarang. 

"Sakit apa, Budhe?" Kubalas Budhe saat itu juga. Agar teka tekiku terjawab segera. 

"Di Rumah Sakit apa?" Tanyaku lagi. 
"Mohon doa. Semoga lekas sembuh." Cukup itu jawabannya. 

"O, nggih. Syafakillah. Semoga penyakitnya cepat diangkat. Kembali segar bugar." Doaku pada istri Farhat. 
*

FAKTA ANAK

By. Oktavia Prameswari

Walaupun terkesan cerewet, tapi anak yang banyak bertanya berarti membangun sikap kritis dan kreatif, lho!

Jadi jangan sampai kita sebagai orangtua tidak memberikan respon positif terhadap pertanyaan anak.

Karena jika begitu, sama artinya kita telah menumpulkan sikap kritis dan kreativitasnya secara perlahan. Padahal dengan bertanya, rasa ingin tahu anak akan tersalurkan.

Maaf shering artikel bukan mau promosi ya teman - teman semoga bermanfaat .

Harta Karun di Kebun Belakang


*Oleh: Erfani*

Kemarin sore sepulang dari TPQ, anak perempuanku yang masih duduk di bangku sekolah kelas 2 MI langsung menghampiri memberitahukan jika besok ada PR untuk membawa sehelai daun mangga, daun jambu, daun rambutan, daun singkong dan daun bambu.

Saat Uban Mulai Menyapa


Oleh Musyarofah A.R

" Bu, rambutnya kelihatan."
Selalu ada saja murid yang perhatian.

Segera kumasukkan kembali beberapa helai rambut yang mendesak  keluar. Mungkin ingin menghirup udara segar.