Oleh: Yekti Sulistyorini
Setahun yang lalu matahari belum begitu tinggi ketika sebuah mobil bak terbuka diparkir di depan rumah Atun. Rasa ingin tahu Minul segera terbit hingga ia bergegas menghampiri.
"Mau pindah kemana, mbakyu, kok nggak bilang-bilang?"
"Kontrakan rumah sudah habis dan harga sewanya naik gila-gilaan. Kami terpaksa pulang ke udik," jawab Atun kesal.
Suami Atun seorang pengangguran yang setiap hari kerjaannya membual tentang bisnis yang beromzet milyaran. Istrinya setali tiga uang, meski rumah masih mengontrak namun sombongnya naudzubillah setan.
Minul menyeringai. Sepekan sebelumnya ia menelpon pemilik rumah dan berpura-pura menawarkan harga tinggi agar ia bisa mengusir tetangga kumuh yang menyakitkan matanya setiap hari.
Setahun yang lalu matahari belum begitu tinggi ketika sebuah mobil bak terbuka diparkir di depan rumah Atun. Rasa ingin tahu Minul segera terbit hingga ia bergegas menghampiri.
"Mau pindah kemana, mbakyu, kok nggak bilang-bilang?"
"Kontrakan rumah sudah habis dan harga sewanya naik gila-gilaan. Kami terpaksa pulang ke udik," jawab Atun kesal.
Suami Atun seorang pengangguran yang setiap hari kerjaannya membual tentang bisnis yang beromzet milyaran. Istrinya setali tiga uang, meski rumah masih mengontrak namun sombongnya naudzubillah setan.
Minul menyeringai. Sepekan sebelumnya ia menelpon pemilik rumah dan berpura-pura menawarkan harga tinggi agar ia bisa mengusir tetangga kumuh yang menyakitkan matanya setiap hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar