#FFF_100kata
Menunggu Emak
Suep menatap cahaya lampu kendaraan yang lalu lalang di hadapannya dengan dada bergemuruh.
Dia teringat ucapan emak seminggu lalu saat mengucek baju.
"Jangan jauh-jauh, Ep!"
"Iya, Mak!"
Tetapi Suep mengabaikan. Dia berjalan jauh dan semakin jauh menjajakan dagangan, hingga tak bisa pulang.
Suep ingin pulang tetapi tak bisa meminta pertolongan. Banyak orang dia jumpai tetapi mereka tak perduli. Hati Suep meradang berharap emak segera datang.
Senja ini senja ketujuh Suep menunggu. Kerinduannya memuncak hingga air mata membasahi wajah. Tampaknya penantiannya hanya sia-sia.
Terngiang jelas ucapan orang-orang yang merubungnya.
"Kasihan gelandangan ini, tubuh dan pakaiannya hancur hingga tidak bisa dikenali!"
Menunggu Emak
Suep menatap cahaya lampu kendaraan yang lalu lalang di hadapannya dengan dada bergemuruh.
Dia teringat ucapan emak seminggu lalu saat mengucek baju.
"Jangan jauh-jauh, Ep!"
"Iya, Mak!"
Tetapi Suep mengabaikan. Dia berjalan jauh dan semakin jauh menjajakan dagangan, hingga tak bisa pulang.
Suep ingin pulang tetapi tak bisa meminta pertolongan. Banyak orang dia jumpai tetapi mereka tak perduli. Hati Suep meradang berharap emak segera datang.
Senja ini senja ketujuh Suep menunggu. Kerinduannya memuncak hingga air mata membasahi wajah. Tampaknya penantiannya hanya sia-sia.
Terngiang jelas ucapan orang-orang yang merubungnya.
"Kasihan gelandangan ini, tubuh dan pakaiannya hancur hingga tidak bisa dikenali!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar