Selasa, 19 November 2019

SIKAP ORANGTUA SAAT MENGHADAPI ANAK REMAJA KITA YANG SUKA MEROKOK

Oleh : Budiyanti

Beberapa hari lalu saya dikejutkan oleh pemberitahuan dari guru BK jika ada anak didik yang terjaring saat  merokok di tempat parkir. Ada sepuluh siswa yang merokok sesaat bel tanda masuk sekolah berbunyi. Dua diantaranya adalah siswa kelas 8E dengan wali kelas saya sendiri. Berita ini benar-benar membuat guru geram. Usut punya usut kegiatan merokok sebelah jam pelajaran pertama ini sudah lama dilakukan. 


Saat istirahat kedua anak tersebut saya panggil. Betapa mengagetkan, ternyata kedua anak tersebut sudah merokok sejak duduk di kelas 1 SMP. 

Yang lebih meengejutkan adalah kedua siswa tadi mengisap rokok sampai tiga sampai lima batang rokok sehari. Benar-benar di luar dugaan para guru. 

Berdasarkan keterangan beberapa guru bahwa kedua anak tersebut kurang aktif saat pembelajaran. Selain itu beberapa tugas sekolah tidak dikerjakan. Segera saya beri petuah pelan agar mudah diterima dalam pikiran anak. Berbagai dampak dan masa depan anak  saya sampaikan jika anak masih merokok. Saya berusaha memendam geram. Tak lama kemudian kedua anak diam tertunduk lalu meneteskan air mata. 

Kenyataan tersebut benar-benar memprihatinkan orangtua maupun guru.  Para remaja sudah kecanduan merokok. Mereka rela menggunakan uang saku untuk membeli rokok. Kadang mereka tidak jajan demi beberapa batang rokok. 

Walaupun sudah tahu jika merokok amat berbahaya bagi kesehatan, anak tersebut tetap nekat mencuri-curi agar dapat berkesampatan merokok. Oleh karena itu, peran orangtua agar anak tidak kecanduaan merokok sangat penting. Jangan biarkan anak merusak dirinya sendiri dengan rokok. Ada beberapa hal yang harus dilakukan orangtua agar anak kita tidak kecanduan rokok lagi.

Pertama, bicara dari hati ke hati. Jika orangtua sudah mengetahui anak sudah kecanduan merokok, orangtua bisa mengajak anak bicara dari hati ke hati. 

Jangan gunakan kekerasan agar anak jera. Hukuman fisik tak akan menyelasaikan masalah. Bisa jadi anak makin susah diatur. Bicara dari hati ke hati dengan berbagai nasihat akan lebih mudah diterima oleh anak. Sampaikan dampak buruk jika anak suka merokok. 

Kedua, keteladanan. Keteladanan amat penting agar anak tak kecanduan merokok.  Seribu kata tanpa guna jika tanpa keteladanan dari orangtua. Bisa jadi anak suka merokok juga bermula orangtua yang suka merokok. Anak mencari kesempatan dengan mencoba rokok yang ada di rumah. Oleh karena itu, orangtua harus bisa memberi teladan untuk tidak merorok. Demi anak, kita pun berusaha menciptakan keluarga sehat tanpa rokok. Tekad yang kuat untuk tidak merokok bisa dilakukan bersama andai orangtua sendiri juga perokok. Inyaallah ada jalan asal diniati dengan baik. 

Ketiga, sibukkan dengan berbagai kegiatan. Selain memberi saran dan keteladanan, tak ada salahnya orangtua juga memberi solusi agar anak tak kecanduan merokok. Beri kegiatan positif agar anak bisa melupakan rokok. Orangtua bisa mengikutkan berbagai kegiatan yang tentuya disukai anak. Misalnya, mengikuti bimbel untuk meningkatkan pelajaran sekolah, menyarankan untuk ikut ektrakurukuler olah raga. Aktif di perkumpulan remaja desa. Bisa juga salurkan anak dengan mengikuti les musik. Tak ada jeleknya juga kenalkan dengan dunia tulis menulis. Ajaklah ke toko buku, lalu anak disuruh menceritakan isi buku. 

Keempat, memberi reward. Memberi reward pada anak yang sudah bisa lepas dari merokok itu akan menjadikan anak senang. Usaha yang dilakukan anak bisa diapresiasi dengan memberi hadiah. Hadiah tidak harus mahal. Bisa kita berikan buku, makan bersama atau reward ringan tapi bisa membuat anak senang. 

Dari keempat hal tersebut ada yang lebih istimewa untuk dilakukan orangtua, yaitu doa. Mari kita selaku orangtua selalu medoakan anak agar menjadi anak soleh, solehah yang bisa berbakti pada orngtua. Doa orangtua akan menjadikan anak mudah diatur. Doa insyallah terkabul asal kita bertagwa pada Allah dengan mencari rejeki yang berkah. Kesehatan raga dan hati  keluarga terjaga. Kebahagiaan keluarga  akan tercipta.

Ambarawa, 15 November 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar