Sahabat jadi cinta
Oleh:Tri Susilowati
Dia adalah seorang pemuda yang sangat lugu. Orangnya pendiam, wajahnya tenang tetapi tampak sedikit agak sombong.
Tatapannya begitu dingin seperti gunung es yang malas mencair., seolah dia tidak butuh orang lain dalam hidupnya.
Bikin hati ini gregetan…. Gemeeeess… dan pingin melelehkan gunung es yang menjulang itu.
Sebenarnya wajah pemuda itu tidaklah begitu jelek, bahkan tergolong ganteng sih… potongan rambutnya bros seperti tentara…. apalagi didukung oleh badannya yang tegap, kekar, dada yang bidang, otot-otot yang kuat atletis menambah kegantengannya.
Semua itu membuat hati cewek-cewek jadi luluh meleleh…. Aduuuh… nggak bisa ngebayangin deh bikin klepek-klepek pokoknya.
Cowok itu adalah Andi.
Meskipun Andi tampak sombong dan dingin…. tetapi ternyata Andi mempunyai temen cewek yang manis.
Rambutnya lurus, hitam dan panjang terjulai sedada. Kulitnya sawo matang menambah elegan kepribadiannya.
Wajahnya manis, matanya bulat dengan bulu mata yang panjang lentik membikin jantung berdetak kencang saat melihat lirikan matanya.
Dagunya yang terbelah menambah keelokan wajahnya. Atik namanya.
Atik seorang gadis yang periang. Selain pinter dalam sekolahnya Atik juga ahli dalam menari.
Sejak kecil Atik sering belajar menari maka tidak aneh lagi kalau Atik sering pentas menari.
Lenggank-lenggok tubuhnya bikin orang terpana saat melihat tariannya.
“Eh Andi… jadi nggak kita latihan volly, sebentar lagi kan ada tornamen volly?” “Ayo..” kata Atik sambil menggandeng tanggan Andi.
Tanpa berkata-kata Andipun mengikut saja. Seakan ada magnet yang tidak bisa dilepas ikatannya.
Sambil sesekali tatapan keduanya beradu, dan senyum indah menghias bibir mereka.
Sesampai di lapangan kehadiran mereka sudah ditunggu teman-teman lainnya.
Maklum Andi jago bermain volly. Bahkan Andi merupakan salah satu pelatih andalan team volly di kampungnya.
“Atik… ayo servis yang betul” ucap Andi. “Iya.. iya… aku pasti bisa kok” jawab Atik sambil menatap dengan manja.
Satu, dua, tiga.. akhirnya tidak terasa matahari sembunyi diblik gunung merapi.
Langitpun berwarna orange membersamai tenggelamnya mentahari.
“sudah ya… kita akhiri latihan hari ini, besok sore kita latihan lagi ya temen-temen? Kata Andi mengakhiri latihan volly sore itu.
“Tik… ada yang ingin aku omongin ke kamu?” kata Andi sambil memegang tangan Atik yang seolah enggan untuk dilepaskan.
“Omong apa?,” Atik penuh tanda tanya. Karena tidak biasanya Andi bersikap aneh.
Tatapan Andi begitu dalam dan penuh harap. “Tik… “, sambil terbata-bata Andi berhenti sejenak, lalu melanjutkan bicara “Tik… Atik…. maukah kamu menjadi pacar sejatiku?”
“Apa…!!!, pacar…..? serius nich…. , kita pacaran?? Jawab Atik seolah tidak percaya.
“Iya…. Mau nggak kamu jadi pacar aku?, mulai hari ini kita pacaran dan bukan sahabatan, mau nggak…. Mau ya… ya… mau dong ? bujuk Andi pada Atik.
Atik berhenti dan menatap wajah yang sudah tidak asing baginya. Wajah yang selalu mengisi hari-hari bersamanya.
Tatapan mata yang syahdu dan senyum tipis yang manis merupakan jawaban Atik.
Dan tangan itu akan selalu berpegang erat selamanya. Dan kaki itu akan melangkah bersama. Meniti bahtera hidup sama.
Persahabatan yang kini jadi cinta. Cinta pertama dan terakhir mereka.
Oleh:Tri Susilowati
Dia adalah seorang pemuda yang sangat lugu. Orangnya pendiam, wajahnya tenang tetapi tampak sedikit agak sombong.
Tatapannya begitu dingin seperti gunung es yang malas mencair., seolah dia tidak butuh orang lain dalam hidupnya.
Bikin hati ini gregetan…. Gemeeeess… dan pingin melelehkan gunung es yang menjulang itu.
Sebenarnya wajah pemuda itu tidaklah begitu jelek, bahkan tergolong ganteng sih… potongan rambutnya bros seperti tentara…. apalagi didukung oleh badannya yang tegap, kekar, dada yang bidang, otot-otot yang kuat atletis menambah kegantengannya.
Semua itu membuat hati cewek-cewek jadi luluh meleleh…. Aduuuh… nggak bisa ngebayangin deh bikin klepek-klepek pokoknya.
Cowok itu adalah Andi.
Meskipun Andi tampak sombong dan dingin…. tetapi ternyata Andi mempunyai temen cewek yang manis.
Rambutnya lurus, hitam dan panjang terjulai sedada. Kulitnya sawo matang menambah elegan kepribadiannya.
Wajahnya manis, matanya bulat dengan bulu mata yang panjang lentik membikin jantung berdetak kencang saat melihat lirikan matanya.
Dagunya yang terbelah menambah keelokan wajahnya. Atik namanya.
Atik seorang gadis yang periang. Selain pinter dalam sekolahnya Atik juga ahli dalam menari.
Sejak kecil Atik sering belajar menari maka tidak aneh lagi kalau Atik sering pentas menari.
Lenggank-lenggok tubuhnya bikin orang terpana saat melihat tariannya.
“Eh Andi… jadi nggak kita latihan volly, sebentar lagi kan ada tornamen volly?” “Ayo..” kata Atik sambil menggandeng tanggan Andi.
Tanpa berkata-kata Andipun mengikut saja. Seakan ada magnet yang tidak bisa dilepas ikatannya.
Sambil sesekali tatapan keduanya beradu, dan senyum indah menghias bibir mereka.
Sesampai di lapangan kehadiran mereka sudah ditunggu teman-teman lainnya.
Maklum Andi jago bermain volly. Bahkan Andi merupakan salah satu pelatih andalan team volly di kampungnya.
“Atik… ayo servis yang betul” ucap Andi. “Iya.. iya… aku pasti bisa kok” jawab Atik sambil menatap dengan manja.
Satu, dua, tiga.. akhirnya tidak terasa matahari sembunyi diblik gunung merapi.
Langitpun berwarna orange membersamai tenggelamnya mentahari.
“sudah ya… kita akhiri latihan hari ini, besok sore kita latihan lagi ya temen-temen? Kata Andi mengakhiri latihan volly sore itu.
“Tik… ada yang ingin aku omongin ke kamu?” kata Andi sambil memegang tangan Atik yang seolah enggan untuk dilepaskan.
“Omong apa?,” Atik penuh tanda tanya. Karena tidak biasanya Andi bersikap aneh.
Tatapan Andi begitu dalam dan penuh harap. “Tik… “, sambil terbata-bata Andi berhenti sejenak, lalu melanjutkan bicara “Tik… Atik…. maukah kamu menjadi pacar sejatiku?”
“Apa…!!!, pacar…..? serius nich…. , kita pacaran?? Jawab Atik seolah tidak percaya.
“Iya…. Mau nggak kamu jadi pacar aku?, mulai hari ini kita pacaran dan bukan sahabatan, mau nggak…. Mau ya… ya… mau dong ? bujuk Andi pada Atik.
Atik berhenti dan menatap wajah yang sudah tidak asing baginya. Wajah yang selalu mengisi hari-hari bersamanya.
Tatapan mata yang syahdu dan senyum tipis yang manis merupakan jawaban Atik.
Dan tangan itu akan selalu berpegang erat selamanya. Dan kaki itu akan melangkah bersama. Meniti bahtera hidup sama.
Persahabatan yang kini jadi cinta. Cinta pertama dan terakhir mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar