coretan Fitriana Dyah
Saya pernah menulis di rubrik surat pembaca pada surat kabar terkenal Jawa Tengah. Saya berkisah tentang keoportunisan sebuah toko alat rumah tangga yang mengakibatkan uang saya raib beberapa ratus ribu di pusat perbelanjaan. Surat pembaca itu direspon manajemen toko. Seorang manager dan sekretaris menelepon lalu mendatangi rumah, mengembalikan uang sekaligus meminta saya menulis bahwa apa yang pernah naik cetak telah selesai secara kekeluargaan.
10 tahun kemudian, saya mencari tulisan tersebut yang sengaja saya potong untuk dijadikan kliping. Hasilnya nihil. Entah dimana, tempat tinggal kami pula nomaden.
Di era sekarang ketika gawai pintar sudah menjadi kebutuhan sehari-hari rubrik surat pembaca sudah tidak ditemukan lagi. Jika dikonversi saat ini mungkin saya akan menuliskan keluh kesah di Komunitas informasi lokal daerah. Komunitas ini, misalnya: Info Cegatan Jogja (ICJ), MIK Semar (Media Informasi Kota Semarang) Boycot (Boyolali kota), dan lain-lain.
Tulisan yang cenderung tendensius tersebut akan ditanggapi, dikomentari atau mungkin dibagikan ulang, juga bisa langsung menandai pihak toko supaya segera merespon.
Zaman telah berganti. Generasi 80-an seperti saya termasuk generasi yang merasakan lompatan teknologi. Dahulu pemilik televisi bisa dihitung dengan jari, siaran acara pun terbatasi.
Adalah Alexander Graham Bell, pria kelahiran Edinburgh Skotlandia ilmuwan penemu telepon kabel. Telepon kabel bisa jadi moyangnya telepon genggam (handphone). Alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara ini beroperasi menggunakan transmisi sinyal listrik. Saat listrik mati, telepon rumah otomatis tidak berfungsi.
Kemudian kita mengenal Pager, jika menelusuri laman Wikipedia, maka kata pager ini disebut juga radio panggil. Alat telekomunikasi pribadi penyampai dan penerima pesan pendek. Awal penggunaan Pager adalah di Rumah Sakit St.Thomas, London pada tahun 1956. Pager digunakan oleh dokter-dokter yang bertugas dalam kondisi darurat untuk mengirim informasi secara cepat. Alat ini pertama kali dikembangkan oleh Multitone Electronic.
Martin Cooper seorang karyawan Motorola sering disebut sebagi penemu telepon genggam. Cooper dan timnya berhasil memasukkan semua material elektronik ke dalam alat yang berukuran kecil dan dapat dibawa ke mana-mana tanpa menggunakan kabel. Telepon genggam pertama berhasil diselesaikan dengan total bobot seberat 2 kilogram.
Kemunculan telepon pintar (smartphone) adalah akumulasi berbagai macam bentuk alat komunikasi di masa lalu. Telepon pintar mempunyai kemampuan dengan penggunaan dan fungsi yang menyerupai komputer. Dunia seakan berada dalam genggaman, kemudahan didapat hanya melalui sentuhan layar. Dengan telepon pintar kita dapat membuat video, mengakses berita, menyimpan, membagikan, mengkopi paste tulisan, dan sebagainya. Era baru ini disebut dengan era digital. Cikal bakal telepon pintar pertama di dunia diberi nama IBM Simon, dirilis 13 Nopember 1992 pada sebuah EXPO COMDEX Computer di Las Vegas (AS), tidak ada yang benar-benar menyangka bahwa produk itu menjadi produk revolusioner tentang pengetahuan dan kegunaan ponsel di masa kini.
*Dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar